Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Perjalanan

Malam Penuh Cahaya di Bukit Bintang Yogyakarta

Bukit Bintang di Patuk, Gunungkidul, masih menjadi lokasi favorit wisatawan untuk menikmati malam di Yogyakarta.

6 September 2018 | 13.22 WIB

Suasana malam di Bukit Bintang, Pathuk, Gunungkidul, Yogyaakarta, Rabu, 5 September 2018. TEMPO/Francisca Christy Rosana
Perbesar
Suasana malam di Bukit Bintang, Pathuk, Gunungkidul, Yogyaakarta, Rabu, 5 September 2018. TEMPO/Francisca Christy Rosana

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Yogyakarta - Bukit Bintang di Patuk, Gunungkidul, masih menjadi lokasi favorit wisatawan untuk menikmati malam di Yogyakarta. Salah satu pengunjung, Indri Wahyuni, 30 tahun, asal Banjarmasin, mengaku telah berkali-kali menyempatkan waktu ke Bukit Bintang saat petang ketika tengah melancong ke Yogyakarta.

"Tempatnya asyik untuk menepi, melihat lampu-lampu. Suasananya adem," kata Indri saat ditemui di Patuk, Gunungkidul, Rabu malam, 5 September 2018. Indri datang bersama temannya, Sherly, 30 tahun. Sherly adalah warga asli Yogyakarta yang gemar menyambangi Bukit Bintang. Ia mengatakan sudah beberapa kali bertandang ke bukit penuh pendar lampu tersebut. Meski demikian, Sherly mengaku tak pernah bosan.

Bukit Bintang, kata dia, bahkan menjadi lokasi paling ideal untuk membuang penat. Selain itu, tempat ini diklaim merupakan lokasi berfoto malam hari paling favorit di Yogyakarta. "Saya suka foto-foto di sini karena latarnya lampu-lampu," ucapnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bukit Bintang menghadap langsung ke lanskap Kota Sleman, Yogyakarta, dan Bantul. Dari ketinggian 150 meter di atas permukaan laut, lampu-lampu kota akan menjadi panorama utama yang memikat daya tarik wisatawan untuk mampir. Ketiga kota itu seakan-akan berada di wilayah basin atau cekungan. Karena itu, dari tepi jalan yang menghubungkan Kota Yogyakarta dan Kota Wonosari tersebut, tampak ribuan lampu memancarkan cahaya dari arah kejauhan.

Pedagang-pedagang jajanan ringan meramaikan suasana malam di Bukit Bintang Yogyakarta, Rabu, 5 September 2018. TEMPO/Francisca Christy Rosana

Kawasan ini juga menjadi surga bagi penggemar fotografi. Tak sedikit fotografer datang untuk mengabadikan kilauan lampu, yang leluasa dipandang dari sisi atas bukit. Dalam teknik yang bermacam-macam, jutaan lampu itu bisa diubah menjadi blur, flare, atau star.

Bila cuaca cerah, di punggung kota, tampak berdampingan siluet Gunung Merapi dan Merbabu. Saat malam, gunung berjuluk pakunya tanah Jawa itu akan tampak terang lantaran terimbas pendaran cahaya dari jutaan lampu di permukiman dan jalan raya.

Tak cuma memotret, wisatawan atau pengunjung dapat berkuliner ria di Bukit Bintang. Sejumlah pedagang membuka lapaknya di spot gardu pandang. Layaknya di daerah dingin lain, penganan utama yang banyak dijual dan siap dinikmati adalah jagung bakar dan wedang jahe atau bandrek.

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, ia bergabung dengan Tempo pada 2015. Kini meliput isu politik untuk desk Nasional dan salah satu host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco. Ia meliput kunjungan apostolik Paus Fransiskus ke beberapa negara, termasuk Indonesia, pada 2024 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus