Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Perjalanan

Melihat Candi Lumbung, Bangunan Bersejarah yang Pernah Tertimpa Erupsi Gunung Merapi

Saat ditemukan pertama kali, kondisi Candi Lumbung Sengi tidak lagi utuh.

30 Juni 2023 | 07.43 WIB

Candi Lumbung yang pernah terkena erupsi Merapi. Tempo.co/Arimbihp
material-symbols:fullscreenPerbesar
Candi Lumbung yang pernah terkena erupsi Merapi. Tempo.co/Arimbihp

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Magelang - Bangunan bersejarah itu masih berdiri gagah meski pernah terguncang erupsi Gunung Merapi. Bangunan itu adalah Candi Lumbung yang terletak di Dusun Candipos, Kelurahan Sengi, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, satu dusun dengan Candi Asu dan Candi Pendem.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Berdasarkan pendataan dari Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa Tengah, batu candi Hindu yang tersisa hanya tinggal 65 persen," kata Sejarawan Universitas Sebelas Maret, Rendra Agusta, Jumat, 30 Juni 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Rendra, secara keseluruhan ukuran candi adalah luas 8,70 meter x 8,70 meter, tinggi tangga 2,5 x 2 meter dan setingggi 8 meter dari lantai dasar.

Menurut Rendra, Candi Lumbung diperkirakan dibangun dalam kurun waktu bersamaan dengan Candi Asu dan Candi Pendem. "Pembangunannya diperkirakan satu masa, yakni pada abad ke-9, tepatnya ketika Kerajaan Mataram Kuno diperintah oleh Rakai Kayuwangi Dyah Lokapala," ujarnya.

Saat ditemukan pertama kali, kondisi Candi Lumbung Sengi tidak lagi utuh, hanya terdiri dari bagian batur, kaki dan badan. "Sudah rusak, pernah tertimpa erupsi Merapi juga, jadi bentuk asli candi tidak diketahui dan bagian atapnya tidak ditemukan lagi," kata Rendra.

Meski begitu, saat ini, usai Candi Lumbung dipugar, bangunan candi berbentuk bujur sangkar berukuran panjang 8,5 meter, lebar 6,5 meter dan tinggi 6,5 meter. "Bagian batur, yang berada di bawah kaki candi, terdiri atas tiga tingkatan tanpa hiasan. Pada bagian kakinya terdapat tangga untuk naik ke teras pertama dan tubuh candi," kata Rendra.

Di candi itu, ada ragam motif hias yang dapat dijumpai. Diantaranya sulur gelung yang tumbuh dari ketiak ghana, sulur gelung tumbuh dari jambangan yang pada ikal sulur terdapat pahatan berupa burung nuri.

Tak hanya itu, Rendra mengatakan pada pipi tangga terdapat hiasan sulur gelung yang keluar dari mahluk bercakar, sedangkan ujung pipi tangga sebelah kiri terdapat Makara berbentuk kepala ikan yang di dalamnya terdapat hiasan burung. Selain itu, hiasan lain adalah bentuk tumpal yang dijumpai pada pelipit atas kaki candi.

"Candi Lumbung punya ciri sendiri dari luas maupun motifnya," kata Rendra.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus