Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Seleb

Mengaku Sebagai Keluarga Korban PKI, Ridwan Kamil: Luka Ini Begitu Dalam

Soal keluarganya yang menjadi korban PKI, menurut Ridwan Kamil, menimpa pamannya, seorang ulama.

30 September 2020 | 12.27 WIB

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melambaikan setibanya di puskesmas Garuda, kecamatan Andir, Bandung, Jawa Barat, Jumat 28 Agustus 2020. Kunjungan tersebut dalam rangka mendapatkan penyuntikan pertama sebagai relawan pada uji klinis tahap III vaksin COVID-19 Sinovac. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Perbesar
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melambaikan setibanya di puskesmas Garuda, kecamatan Andir, Bandung, Jawa Barat, Jumat 28 Agustus 2020. Kunjungan tersebut dalam rangka mendapatkan penyuntikan pertama sebagai relawan pada uji klinis tahap III vaksin COVID-19 Sinovac. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengaku sebagai keluarga korban kekejaman Partai Komunis Indonesia atau PKI. Lewat unggahan di akun Instagram pada Rabu siang, 30 September 2020, pria yang akrab disapa Emil itu meminta untuk tidak lupa mengibarkan bendera setengah tiang. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Dalam unggahannya itu, Emil mengunggah foto kolase Sang Saka Merah Putih yang dikibarkan setengah tiang di depan Gedung Sate. Adapun foto di bawahnya adalah foto patung para pahlawan revolusi dan burung Garuda.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Bendera Setengah Tiang. Jangan lupa hari ini tanggal 30 September 2020 dinaikkan oleh seluruh warga Jawa Barat sebagai simbol duka cita terkait pemberontakan Gerakan 30 September PKI (G30S/PKI)," tulisnya melengkapi unggahan itu. 

Petugas saat mengambil gambar patung tujuh pahlawan revolusi di Monumen Kesaktian Pancasila, Jakarta, Selasa, 29 September 2020. Tempat tersebut nantinya akan dijadikan lokasi upacara untuk peringatan Hari Kesaktian Pancasila sekaligus mengenang korban dalam peristiwa G30S/PKI khususnya tujuh pahlawan revolusi pada 1 Oktober mendatang. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

Soal keluarganya yang menjadi korban PKI, menurut suami Atalia Praratya ini, menimpa pamannya, seorang ulama. "Pakde saya, KH. Mumu Muchtar Alm, meninggal dunia diculik subuh oleh gerombolan PKI saat Orde Lama. Luka ini begitu dalam," ia menambahkan. 

Emil juga mengingatkan, setelah mengibarkan bendera setengah tiang, pagi harinya, bendera dikerek penuh sampai pucuk tiang untuk memperingati Kesaktian Pancasila, 1 Oktober1965. "Jangan tinggalkan sejarah - Bung Karno," katanya. 

Ada netizen yang mengomentari unggahan itu agar ayah Arkana Aidan Misbach ini tidak mengabaikan kalimat sakti, Jasmerah,  jangan melupakan sejarah. Oleh Emil, komentar netizen berakun @diobndnsyh ini dijawab dengan tujuan meluruskan. "Bukan jangan melupakan tapi jangan meninggalkan. Bahasa Bung Karnonya never leave bukan never forget," tulis Ridwan. 

Di antara komentar yang serius-serius itu, ada akun pembesar payudara yang menumpang promosi. "Siapa sih yang dadanya rata, coba tag orangnya." Tak disangka, komentar nyeleneh ini dibalas oleh Emil. "Saya. Ada masalah?"

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus