Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hiburan

Festival Busana di Olimpiade Paris

Seragam Mongolia dan Haiti dalam pembukaan Olimpiade Paris mendulang pujian majalah mode dunia. Bagaimana dengan tim Indonesia?

29 Juli 2024 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Olimpiade Paris 2024 dibuka pada Jumat, 26 Juli 2024, dengan parade atlet di Sungai Seine.

  • Busana atlet Mongolia dan Haiti dalam pembukaan Olimpiade Paris mendulang pujian majalah mode dunia.

  • Seragam tim Indonesia yang dirancang Didit Prabowo ramai diperbincangkan di dalam negeri.

JAUH sebelum ditunjuk sebagai tuan rumah Olimpiade 2024, Paris menjadi satu kiblat mode dunia. Maka tak mengherankan jika upacara pembukaan Olimpiade Paris menjelma layaknya acara peragaan busana—mungkin terbesar sepanjang sejarah dengan total penonton global 28,6 juta orang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mengusung tema Unity in Diversity—di-Indonesia-kan menjadi Bhinneka Tunggal Ika—seremoni pembuka Olimpiade Paris 2024 mempertontonkan keanekaragaman budaya dan keindahan alam dari berbagai belahan dunia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lebih dari sepuluh ribu atlet berpartisipasi dalam kirab tersebut. Dari mereka yang mewakili tuan rumah, Cina, Amerika Serikat, Indonesia, hingga Israel dan Palestina. Untuk pertama kalinya dalam sejarah Olimpiade modern—dimulai di Athena pada 1896 di bawah arahan Baron Pierre de Coubertin asal Prancis—upacara tidak dimulai dari stadion, melainkan dari Sungai Seine yang membelah Paris menggunakan kapal.

Dari 206 negara, Mongolia paling banyak mendapat pujian soal busana atlet. Majalah mode Vogue, misalnya, menempatkan seragam Mongolia di tempat teratas dalam daftar sepuluh kostum termodis di pesta pembukaan Olimpiade Paris. 

Busana rancangan Michel & Amazonka itu menampilkan kerah bersulam, manset, serta rompi merah tua, biru tua, dan emas, juga rok lipit dan jubah berbalut warna putih. Mereka juga mengenakan banyak aksesori, seperti tas bordir, ikat pinggang, anting-anting menjuntai, serta buryat dan gutal—topi dan sepatu bot tradisional Mongolia. Komite Olimpiade Nasional Mongolia menyebutkan para atlet dan ofisial membutuhkan waktu berjam-jam untuk mempersiapkan busana mereka.

Michel & Amazonka mengacu pada nama desainernya, dua saudara perempuan asal Mongolia yang berkarier sejak 2013. Forbes menyebut duet tersebut sebagai perancang busana paling keren dan progresif di negara Asia Timur dengan 3,5 juta penduduk itu saat ini. Sebelumnya, Michel & Amazonka menciptakan seragam untuk Mongolian Airlines serta seragam tim nasional Mongolia dalam Olimpiade Tokyo 2020 dan Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022.

Kontingan Haiti mengikuti defile pembukaan Olimpiade Paris 2024 di Paris, Prancis, 26 Juli 2024. REUTERS/Albert Gea

Tim lain yang seragamnya menjadi sorotan para pakar mode adalah Haiti. Busana para atlet mereka dalam upacara pembukaan Olimpiade Paris dirancang oleh Stella Jean. Dia membuat kemeja yang ditenun dan dipintal sesuai dengan tradisi Haiti. Desainer berdarah campuran Haiti-Italia itu juga bekerja sama dengan pelukis Haiti, Philippe Dodard, yang mengaplikasikan karyanya pada rok dan celana atlet. "Setiap potong busana menceritakan kisah sendiri," ujar Jean, seperti dikutip dari situs web Haiti Wonderland.

Meski tidak masuk jajaran kostum termodis versi majalah mode dunia, seragam tim Indonesia dalam pembukaan Olimpiade Paris mencuri perhatian publik Tanah Air. Busana itu rancangan Didit Hediprasetyo, yang lebih dikenal sebagai Didit Prabowo.

Anak presiden terpilih Prabowo Subianto itu terinspirasi oleh lukisan maestro Raden Saleh. Didit merancang setelan jas ala beskap Jawa yang dilebur dengan potongan jaket biker berbahan denim untuk atlet laki-laki. Mereka juga mengenakan blangkon. Sementara itu, atlet perempuan mengenakan kebaya kutubaru merah yang dipasangkan dengan jumpsuit putih.

Didit Prabowo berharap rancangannya itu dapat menggambarkan kebanggaan, semangat, dan ketangguhan Indonesia. "Sekaligus memastikan bahwa setiap atlet muncul dan menjadi diri mereka yang terbaik saat berkompetisi di panggung dunia,” kata Didit melalui siaran pers. 

Lisa Fitria, pengamat mode sekaligus perancang busana, menilai positif rancangan Didit Prabowo. "Apalagi cutting di jumpsuit. Itu kreatif sekali karena menghasilkan look etnik yang kontemporer dengan gaya urban," kata Lisa kepada Tempo pada Sabtu, 27 Juli 2024.

Kontingan Indonesia mengikuti defile pembukaan Olimpiade Paris 2024 di Paris, Prancis, 26 Juli 2024. ANTARA/Wahyu Putro A

Hanya, Lisa menyesalkan bentuk celana pria yang dia nilai kurang unik. “Kurang ada sentuhan detail mewahnya," tuturnya. 

Sebagai sesama desainer, Lisa menyarankan Didit lebih mengeksplorasi karya dengan menambahkan detail. Misalnya berupa bros dan sulam benang warna emas. "Biar tampak elegan dan berkesan luxury," kata salah satu pendiri Indonesian Fashion Chamber ini.

Secara keseluruhan, Lisa menilai beskap dan kebaya Didit berhasil memberikan sentuhan khas Indonesia. Menurut dia, ketegasan bentuk busana sangat penting untuk membuat orang terus mengingat asal-usul mereka. "Misalnya Jepang dengan siluet kimononya," ujar perancang busana olahraga ini.

Karya Didit Prabowo tersebut memancing kritik yang menyebutkan Jawasentris. Lisa berpendapat sebaliknya. Betul, Indonesia memiliki sedikitnya 38 pakaian adat—mengacu pada jumlah provinsi. Namun, untuk memperkenalkan busana tradisional Indonesia kepada dunia, diperlukan simbol dan konsistensi.

Lisa malah menyarankan siapa pun perancangnya tetap mengusung kebaya dan beskap untuk para atlet yang tampil dalam acara internasional setidaknya lima tahun ke depan. Dengan demikian, dalam pikiran masyarakat dunia tertanam bentuk pakaian Indonesia. "Bisa mengeksplorasi berbagai bentuk. Yang terpenting, siluetnya masih berupa beskap dan kebaya kutubaru," ucapnya. Setelah itu, Lisa melanjutkan, baru Indonesia bisa memperkenalkan busana dari daerah lain dengan keunikan yang berbeda.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Ecka Pramita

Ecka Pramita

Penulis gaya hidup di Cantika.com, media online di bawah Tempo Media Group.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus