Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini, 27 April 1999, menjadi penanda berdirinya Kota Ternate berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah. Lahirnya Kota Ternate sebagai kota madya itu bersamaan dengan pembentukan Provinsi Maluku Utara. Kota ini sebelumnya merupakan Kota Administratif yang berada di bawah binaan Daerah Maluku Utara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seperti apa profil Kota Ternate ini?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kota Ternate merupakan kota kepulauan di Provinsi Maluku Utara. Secara de facto, kota ini pernah menjadi ibu kota sementara provinsi tersebut antara 1999 hingga 2010. Kemudian statusnya berubah menjadi kota madya setelah Kota Sofifi diresmikan menjadi pusat pemerintahan Maluku Utara.
Keberadaan Kota Ternate terletak di antara 3 derajat Lintang Utara dan 3 derajat Lintang Selatan serta 124-129 derajat Bujur Timur. Wilayah Kota Ternate di sebelah utara, selatan dan barat berbatasan dengan Laut Maluku. Sementara di sebelah timur berbatasan dengan Selat Halmahera.
Sebagai kota kepulauan, Kota Ternate terhimpun atas 8 pulau, yakni Pulau Ternate sebagai pulau utama, lalu Pulau Hiri, Pulau Moti, Pulau Mayau, dan Pulau Tifure. Kelima pulau tersebut berpenduduk. Kemudian terdapat tiga pulau kecil lainnya yang tak berpenghuni seperti Pulau Maka, Pulau Mano dan Pulau Gurida.
Luas wilayah Kota Ternate 5.795,4 kilometer atau km persegi. Luas keseluruhan tersebut terdiri dari luas perairan 5.544,55 kilometer persegi dan luas daratan 250,85 kilometer persegi. Dilansir dari Ternatekota.go.id, secara administrasi pemerintahan Kota Ternate terbagi atas 7 kecamatan dan 77 kelurahan, masing-masing:
• Ternate Utara membawahi 14 kelurahan
• Ternate Tengah membawahi 15 kelurahan
• Ternate Selatan membawahi 17 kelurahan
• Pulau Ternate membawahi 13 kelurahan
• Pulau Moti membawahi 6 kelurahan
• Pulau Hiri membawahi 6 kelurahan
• Pulau Batang Dua membawahi 6 kelurahan
Secara topografi, sebagian besar daerah Kota Ternate adalah bergunung dan berbukit, terdiri atas pulau vulkanis dan pulau karang. Kondisi jenis tanahnya yaitu Rogusal di Pulau Ternate, Pulau Hiri, dan Pulau Moti. Sedangkan di Pulau Mayau, Pulau Tifure, Pulau Maka, Pulau Mano dan Pulau Gurida berjenis Rensika.
Kota Ternate menyimpan sejumlah destinasi wisata sejarah yang menarik, antara lain Benteng Tolukko, Benteng Oranje, Benteng Kalamata, Benteng Kastela, Benteng Kota Naka, Benteng Gam Lamo, Benteng Santo Pedro, Benteng Talagame, dan Benteng Willyam Star, juga Keraton Kesultanan Ternate serta Masjid Al Munawwar Ternate.
Banyaknya peninggalan sejarah di Kota Ternate tak lepas dari sejarah kota tersebut. Adapun sejarah kota ini bermula dengan adanya Kesultanan Ternate yang berdiri sekitar abad ke-13 di Pulau Ternate. Seiring berjalannya waktu banyak negara barat mencari rempah-rempah di wilayah ini yang kemudian melakukan kolonialisme dan membangun benteng-benteng.
Selain wisata sejarah, ada pula wisata alam seperti Pantai Sulamadaha, Hol Sulamadaha, Pantai Jikumalamo, Danau Laguna, Danau Tolire, Pantai Bobane Ici, Batu Angus, Puncak Gunung Gamalama, dan Ternate Landmark. Ke Kota Ternate wajib kulineran, makanan khas daerah ini antara lain papeda, ketam kenari, halua kenari, bagea serta hasil olahan ikan seperti ikan asap (ikan Fufu), gohu ikan, Ikan garu rica dan lain-lain.