Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) RI Sandiaga Salahudin Uno menyebut okupansi atau tingkat hunian kamar hotel di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih tertinggi di Indonesia. Tingkat hunian kamar per hari di Yogyakarta selalu hampir mencapai di atas 90 persen. Hal ini terjadi karena banyaknya kegiatan wisata berbagai jenis yang intens digelar di Yogyakarta sepanjang tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kenapa saya tahu (okupansi hotel di Yogya memimpin), karena kami memiliki big data untuk monitoring event-event berkelas nasional, internasional, dan di kelas daerah maupun level desa-desa wisata," kata Sandiaga di Yogyakarta, Selasa, 29 Agustus 2023.
Okupansi Tinggi karena Ada 182 Kegiatan Wisata
Dinas Pariwisata DIY mencatat event yang digelar sepanjang 2023 sebanyak 182 kegiatan dengan 19 acara unggulan. Acara ini terbagi menjadi sejumlah kategori terdiri atas festival 61 event, seni budaya 50, MICE 18, sport tourism 17, turnamen 14, musik 17 dan karnaval ada lima kegiatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tentu saja, event yang tercatat itu belum semuanya. Masih banyak acara-acara yang menyasar ke pasar wisatawan lokal dan dadakan.
Masif, kontinyu, dan tersebarnya event wisata di Yogyakarta untuk menggaet wisatawan manca dan nusantara itu, kata Sandi, menjadi indikator jika ekosistem pariwisata dan ekonomi kreatif di Yogyakarta sangat hidup. "Ekosistem di Yogya itu bisa menghadirkan variasi kreatif atas produk-produk pariwisata sehingga mendukung pertumbuhan sektor lainnya," kata dia.
Target Setahun Ada 1,4 Miliar Perjalanan Wisata Nusantara
Sandiaga mengatakan, Kementerian Pariwisata saat ini menargetkan dalam setahun bisa terjadi sebanyak 1,2 sampai 1,4 miliar perjalanan wisatawan Nusantara. Hingga saat ini, perjalanan wisatawan Nusantara masih di bawah angka 500 juta.
“Kita masih perlu memanfaatkan beberapa momen liburan ke depan untuk mendorong pergerakan wisatawan nusantara ini, salah satu yang kami dorong Yogyakarta yang sering melahirkan variasi produk wisata,” kata dia.
Sandiaga mencontohkan, hadirnya desa-desa wisata bisa didorong lagi agar menawarkan berbagai produk wisata menarik kepada wisatawan. “Kalau tahun sebelumnya Desa Wisata Nglanggeran Gunungkidul berhasil menjadi desa wisata terbaik di seluruh dunia menurut UNWTO, kali ini kami membidik produk wisata berbasis budaya, sejarah maupun berbasis alam," kata Sandiaga.
Event Wisata Yogyakarta Bisa Beri Nilai Tambah
Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X menuturkan banyaknya event wisata akan memberi nilai tambah bagi Yogyakarta yang sekarang ini dinilai sebagai daerah tujuan wisata unggulan. "Yogya saat ini sudah mulai bergerak ke arah wisata konvensi tingkat regional dan global, seperti menjadi tuan rumah pelaksanaan beberapa acara G20 pada tahun 2022," kata dia.
Paku Alam mengatakan pariwisata memiliki dua karakteristik yang khas, yakni sifatnya yang multidimensional dan berskala tanpa batas atau borderless.
Dari sifat yang pertama, jika ingin sukses meraih perpanjangan length of stay dan peningkatan tourist-spending, maka dalam menggarap kepariwisataan ini, harus melibatkan berbagai sektor dan kelembagaan. Sementara pada sifat yang kedua, penggarapannya pun harus berskala lintas batas, dengan keterpaduan antar regional.