Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Perjalanan

Selain Hawa Dingin di Musim Kemarau, Wisatawan Pantai Yogya Diminta Waspadai Ubur-Ubur

Ubur-ubur mulai bermunculan di kawasan Pantai Selatan dan sejumlah wisatawan dilaporkan tersengat akhir pekan ini.

3 Juli 2023 | 09.41 WIB

Pantai Parangtritis, Bantul, Yogyakarta. (TEMPO/Pribadi Wicaksono)
Perbesar
Pantai Parangtritis, Bantul, Yogyakarta. (TEMPO/Pribadi Wicaksono)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Yogyakarta - Memasuki musim kemarau Juli ini, suhu udara di Yogyakarta termasuk kawasan Pantai Selatan menjadi lebih dingin dari biasanya. Embusan angin saat siang hingga sore hari membuat wisatawan yang sedang asyik bermain air di pantai merasakan dingin menusuk.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Namun, selain hawa dingin menusuk di pantai itu, hal lain yang perlu diwaspadai saat kemarau ini adalah sengatan ubur-ubur. Hewan laut itu mulai bermunculan dan sejumlah wisatawan dilaporkan tersengat akhir pekan ini. Salah satu tempat munculnya ubur-ubur adalah Pantai Parangtritis, Bantul, Yogyakarta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Wisatawan yang tersengat ubur-ubur dalam tiga hari ini terus bermunculan, hari ini saja ada 15 orang yang tersengat," ujar Koordinator Search And Rescue (SAR) Satuan Perlindungan Masyarakat (Satlinmas) III Pantai Parangtritis Arif Nugraha pada Minggu, 2 Juli 2023.

Arif menambahkan sengatan ubur-ubur ini, meskipun tak terlalu berbahaya, tak urung membuat pengunjung kesakitan, terutama jika yang tersengat anak-anak. Mereka biasanya langsung menangis karena sengatan itu membuat kulit terasa panas, perih, gatal, dan berwarna kemerahan.

"Mayoritas yang tersengat anak-anak, mungkin karena ubur-ubur itu bentuknya seperti gelembung putih kebiruan, buat mereka penasaran, tidak sadar malah dipegang, buat mainan," kata Arif.

Para wisatawan yang tersengat itu pun lantas mendapat bantuan petugas dengan obat dan peralatan yang sudah disediakan.

Kejadian ini cukup biasa terjadi saat musim kemarau tiba dan biasanya puncak serangan itu pada Agustus atau sebelum memasuki musim penghujan.

"Obat sengatan ubur-ubur itu sudah disiapkan petugas, kami juga siapkan tabung oksigen untuk berjaga karena kadang ada wisatawan yang merasakan sesak napasnya karena sengatan itu," kata dia.

Arif menambahkan, sampai saat ini belum ada wisatawan yang kondisinya sampai harus dilarikan ke fasilitas kesehatan karena tersengat ubur-ubur. Obat oles racikan tim SAR yang biasanya diramu dari cabai rawit, minyak, dan jahe yang ditumbuk hingga kental seperti lumpur, sudah cukup mengatasinya.

"Imbauan kami, wisatawan terutama orang tua menjaga dan mengingatkan anaknya agar menghindari dan tidak menyentuh ubur-ubur yang biasanya ada di pinggir pantai," kata dia.

Tim SAR sendiri rutin menyebar petugas dan berkeliling di area pantai untuk memonitor selain memberikan peringatan bagi wisatawan melalui pengeras suara.

PRIBADI WICAKSONO

Mila Novita

Mila Novita

Bergabung dengan Tempo sejak 2013 sebagai copywriter dan menjadi anggota redaksi pada 2019 sebagai editor di kanal gaya hidup. Kini menjadi redaktur di desk Jeda yang meliputi gaya hidup, seni, perjalanan, isu internasional, dan olahraga

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
Ā© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus