Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Sekitar seratus pedagang, buruh gendong, maupun anggota komunitas berlenggok bak model profesional di Atrium Pasar Beringharjo Yogyakarta Kamis, 5 Oktober 2023. Mereka beramai-ramai menampilkan kreasi fashion dengan kain lurik. Ada kain lurik yang dibuat menjadi hoodie, kemeja, jas, hingga gaun yang menjuntai ke lantai.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Para pedagang yang beraksi dalam ajang bertajuk Seribu Makna Lurik Jogja itu berasal dari seluruh pasar di Kota Yogyakarta, di antaranya, dari Pasar Beringharjo, Pasar Prawirotaman, Pasar Pingit, Pasar Sentul, Pasar Gedong Kuning, Pasar Serangan, Pasar Kranggan, Pasar Pasty, Pasar Ngasem, Pasar Legi, Pasar Karangwaru, serta Pasar Demangan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Saya sudah lama mempersiapkan riasan, busana dan kelengkapan dengan teliti acara ini, semoga bisa jadi juara," kata pedagang dari Pasar Legi Yogyakarta yang ikut acara itu, Sari Anggraeni.
Sari berharap melalui event untuk merayakan Hari Batik Nasional 2023 tersebut, di masa mendatang tidak hanya orang tua yang menggunakan batik dan lurik. Makin banyak anak muda juga ikut mengenakan, agar batik terus dikenal hingga ke mancanegara.
"Semoga dengan event ini para pedagang juga semakin bisa menikmati hasil dari wisatawan yang datang ke Kota Yogyakarta,” ungkapnya.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta Veronica Ambar Ismuwardani mengatakan dari event itu, peserta tidak hanya memperlihatkan kreasi lurik saja, tapi juga merebutkan berbagai hadiah. Untuk kategori pedagang, buruh gendong dan komunitas pasar, juara I mendapatkan Rp 1.250.000, juara II Rp 1 juta dan juara III mendapatkan Rp 750 ribu. Selain itu, untuk juara harapan I Rp 500 ribu dan juara harapan II Rp 250 ribu.
"Semoga event ini makin menarik minat wisatawan dan pengunjung sehingga mampu menggerakkan roda perekonomian pedagang pasar di Kota Yogyakarta," kata dia.
Ajang ini juga menjadi ruang kreasi para pedagang pasar untuk terus berinovasi terhadap busana motif batik ataupun lurik.
“Para pedagang bisa berkreasi dan memadumadankan style penampilan atau kostum yang agar nantinya bisa diperoleh dan dieksplorasi wisatawan di pasar-pasar Kota Yogyakarta,” katanya.
Penjabat Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo event itu menjadi penguat hidupnya ekosistem pasar tradisional.
PRIBADI WICAKSONO