Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintahan Balearik, Spanyol, memutuskan memberi izin dewan pulau dan balai kota menutup penginapan liburan ilegal. Di Kepulauan Balearic saja, terdapat 8.700 penginapan liburan ilegal. Apartemen dan vila yang tidak terdaftar tidak membayar pajak wisata wajib di Spanyol.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Para pengawas kini mempunyai kewenangan untuk menutup properti yang ditemukan beroperasi secara ilegal. Pemerintah setempat juga meminta pasukan polisi membantu dalam pemeriksaan tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Keputusan ini merupakan bagian dari penyelesaian banyak masalah pariwisata di kepulauan itu, mencakup yang berkaitan dengan konservasi alam, limbah, jalan dan pariwisata.
Protes warga lokal terhadap overtourism
Akhir pekan lalu, lebih dari 10.000 pengunjuk rasa turun ke jalan di Mallorca, pulau terbesar di Balearic, menuntut tindakan dari pemerintah untuk mengatasi overtourism atau pariwisata berlebihan.
Ketegangan antara penduduk lokal dan wisatawan telah meningkat di beberapa bagian Spanyol baru-baru ini. Penduduk yang mengklaim bahwa lonjakan jumlah wisatawan telah menyebabkan harga sewa meroket dan berkontribusi terhadap kekurangan perumahan, menurut laporan Birmingham Live. Banyak rumah dibeli pemilik modal untuk dijadikan penginapan.
Kelompok masyarakat Banc de Temps de Sencelles, yang mempelopori protes tersebut, menyerahkan sebuah manifesto kepada pemerintah daerah yang mengusulkan tujuh langkah utama untuk menjamin perumahan yang lebih terjangkau bagi penduduk.
Batasi pembelian properti oleh warga asing
Para demonstran juga mengkampanyekan undang-undang yang akan membatasi warga negara asing membeli properti di Kepulauan Balearic, meliputi Majorca, Ibiza, Menorca, dan Formentera, kecuali mereka sudah tinggal di sana minimal selama lima tahun.
Pariwisata merupakan penggerak ekonomi utama bagi pulau-pulau tersebut, menyumbang sekitar 45 persen pendapatan mereka. Namun, penduduk lokal ingin strategi pariwisata yang terkendali dan tidak mendominasi seluruh hidup mereka. Organisasi tersebut mengklarifikasi bahwa mereka tidak menentang pariwisata, tapi hanya perlu perubahan. "Kita harus memikirkan kembali model pariwisata," demikian pernyataan mereka.
Protes berdampak pada kunjungan wisata
Protes tersebut berdampak pada jumlah orang yang mengunjungi pulau-pulau tersebut. Resor liburan di Mallorca yang biasanya jadi favorit wisatawan tampaknya mengalami penurunan jumlah wisatawan secara drastis, sehingga banyak pemilik bisnis lokal khawatir dengan berkurangnya jumlah wisatawan.
Foto-foto yang diambil pada tanggal 27 Mei menunjukkan kursi berjemur yang sepi di pantai kota dan deretan meja kosong di luar bar. Hal ini terjadi hanya beberapa hari setelah para demonstran berpawai di ibu kota Majorca, Palma, menuntut pemerintah mengambil tindakan untuk mengatasi krisis perumahan dan kepadatan wisatawan di pulau tersebut.
MIRROR.CO.UK | BIRMINGHAM LIVE