Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Probolinggo - Bangunan tua peninggalan kolonial Belanda yang berada di lereng Gunung Bromo, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, bisa menjadi alternatif wisata di kawasan itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Kecamatan Sukapura dikenal sebagai kecamatan pusaka karena banyak berdiri gedung kuno peninggalan kolonial Belanda yang masih terawat dengan baik sekali," kata Camat Sukapura Yulius Christian di Probolinggo, Rabu, 23 November 2017.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Yulius mencontohkan gedung putih rumah dinas Camat Sukapura yang merupakan peninggalan kolonial Belanda. Gedung itu dibangun pada awal 1900. Ada juga bekas gudang kopi yang dibangun pada 1818.
Sekarang bangunan bekas gudang kopi yang masih terawat baik itu ditempati Sekolah Dasar Negeri Sapikerep 1. Bahkan, di SD itu, juga terdapat bangku dan lemari kuno peninggalan Belanda tertanggal 8 Maret 1929.
Di Sukapura, menurut Yulius, juga banyak perajin batik tulis. Karya batik di sini banyak mengangkat motif lokal dan menggunakan pewarna alami.
Mantan Kepala Bagian Komunikasi dan Informasi Kabupaten Probolinggo itu menuturkan pemerintah setempat kini tengah gencar mengembangkan semua potensi itu demi menarik wisatawan.
Jazz Gunung di Java Banana Bromo Sukapura, Probolinggo, Jawa Timur. ANTARA/Musyawir
Probolinggo memang terus berbenah. Tak hanya ekowisata yang terus didorong, kegiatan budaya juga marak di Kecamatan Sukapura. Salah satunya suguhan Jazz Gunung Bromo saban tahun. Perhelatan Jazz Gunung yang diadakan sejak 2009 itu digelar di amfiteater terbuka Jiwa Jawa Resort di Desa Wonotoro, Kecamatan Sukapura, Probolinggo.
Tempat pertunjukan yang berada di ketinggian 2.000 meter di atas permukaan laut tersebut berkapasitas sekitar 400 penonton.
Menurut penggagasnya, Sigit Pramono, amfiteater terbuka itu adalah yang tertinggi di Indonesia. "Mungkin ada di tempat lain yang lebih tinggi, tapi di lapangan. Sedangkan ini di amfiteater khusus yang dibuat untuk penyelenggaraan konser musik jazz," ujar pemilik Jiwa Jawa Resort ini suatu ketika.
ANTARA | DAVID PRIYASHIDARTA (PROBOLINGGO)
Berita lain:
Makanan Khas Mandailing Jadi Sajian Utama Resepsi Kahiyang
Gamelan Sekaten Solo akan Ditabuh Selama Sepekan Mulai Besok
Dusun Gajian, Sentra Durian di Magelang yang Belum Banyak Diketahui
5 Langkah Memilih Buah Durian Enak