Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hiburan

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

Dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata Afganistan meningkat. Turis asing paling banyak berasal dari Cina.

3 Mei 2024 | 16.07 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Taliban yang berkuasa di Afganistan berupaya menarik lebih banyak turis ke negara tersebut. Mereka dikabarkan melatih pasukan khusus untuk mempromosikan pariwisata. Negara ini tengah mengembangkan sektor pariwisata untuk meningkatkan perekonomian.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Afghanistan dinobatkan sebagai negara paling berbahaya di dunia dengan skor terendah pada Indeks Perdamaian Global selama enam tahun terakhir, meskipun tingkat kekerasannya makin menurun. Negara ini juga masuk dalam peta risiko 2024 dengan tingkat peringatan tertinggi untuk keamanan. 

Kunjungan wisatawan asing meningkat

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata negara itu meningkat. Pada 2021, terdapat 691 wisatawan asing memasuki negara itu. Saat itu pasukan AS dan Inggris menarik diri dan meninggalkan Afganistan dengan Taliban. Pada 2022, angkanya meningkat menjadi 2.300. Tahun lalu, kedatangan internasional naik lagi menjadi 7.000.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Euronews, hal ini disebabkan oleh meningkatnya koneksi penerbangan dengan hub seperti Dubai dan kebanggaan yang timbul saat berlibur ke tujuan yang tidak biasa. Negara itu memang tidak memiliki rute langsung dengan bandara utama Tiongkok, Eropa, atau India dan sebagian besar maskapai penerbangan menghindari wilayah udara Afghanistan. Namun, sebagian besar wisatawan yang berkunjung ke Afghanistan berasal dari Cina. 

Adapun beberapa negara di Eropa, seperti Inggris, masih mengeluarkan travel warning ke Afganistan untuk warganya.

Infrastruktur buruk

Selain isu keamanan, ada alasan lain yang membuat wisatawan enggan ke Afganistan yakni infrastruktur. Menurut Daily Express, Afganistan memiliki infrastruktur yang buruk sehingga membuat turis sulit bepergian ketika sampai di sana. Fasilitas wisata seringkali tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh tamu asing. 

Sulit mendapatkan visa 

Masalah lain adalah visa yang sulit didapat. Meskipun banyak wisatawan yang tertarik, mereka harus melalui proses mendapatkan visa yang tidak mudah mengingat tidak banyak negara lain yang mengakui Taliban sebagai pemerintah yang sah, bahkan ada yang sudah memutuskan hubungan diplomatik.

Meskipun demikian, Mohammad Saeed, kepala Direktorat Pariwisata di Kabul, menegaskan bahwa pengembangan sektor ini merupakan prioritas penguasa Afganistan saat ini dan ia bekerja sama dengan kementerian untuk menemukan solusi terhadap masalah visa, misalnya bakal menerapkan skema visa-on-arrival.

DAILY EXPRESS | TRAVEL TOMORROW 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus