Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Perjalanan

Yogyakarta Siapkan Pameran Keris Terbesar Akhir Pekan Ini, Ada Koleksi Langka Era Majapahit

Pameran keris yang berbarengan dengan agenda Musyawarah Agung Senapati bakal memamerkan 77 koleksi tosan aji dari berbagai wilayah nusantara.

15 September 2022 | 06.31 WIB

Organisasi pecinta keris Senapati Nusantara mempersiapkan bursa dan pameran keris terbesar bersamaan agenda Musyawarah Agung 16-18 September 2022 yang dipusatkan di Hotel Ross In, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. TEMPO/PribadiWicaksono
Perbesar
Organisasi pecinta keris Senapati Nusantara mempersiapkan bursa dan pameran keris terbesar bersamaan agenda Musyawarah Agung 16-18 September 2022 yang dipusatkan di Hotel Ross In, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. TEMPO/PribadiWicaksono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Yogyakarta - Bursa dan juga pameran keris terbesar di Indonesia bakal digelar 16-18 September 2022 yang dipusatkan di Hotel Ross In, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Pameran keris yang berbarengan dengan agenda Musyawarah Agung Senapati Nusantara, organisasi induk pecinta keris terbesar di Indonesia itu bakal memamerkan tak kurang 77 koleksi tosan aji dari berbagai wilayah nusantara. Mulai dari koleksi era Majapahit ataupun pasca Majapahit, yakni era Demak, Pajang dan Mataram Islam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Beberapa keris langka akan dipamerkan termasuk keris dari era Majapahit seperti Keris Naga Sasra bergelar Shang Hyang Antaboga dan Keris Kyai Sekar Anggrek yang berusia ratusan tahun,” kata Ketua Panitia Musyawarah Agung Senapati Nusantara Nurjianto di Yogyakarta, Rabu, 14 September 2022.

Nurjianto mengatakan pameran ini sekaligus untuk menjawab tentang keaslian keris dari era Majapahit yang kerap diragukan keberadaannya akibat banyaknya klaim tak berdasar dan sudah dianggap hilang di telan bumi. "Terutama Keris Naga Sasra, akan kami hadirkan setelah melalui kurasi serta kajian para pakar keris nusantara,” kata dia.

Keris Naga Sasra memiliki ciri khusus antara lain bentuk kepala naga pada gandik keris dan badnya menjulur sampe atas dengan hiasan kinatah serta sisik emas pada bagian badannya dan bilahnya berpamor Hurap atau Wesi Purosani. Keris era Majapahit buatan Empu Supo Mandrani yang bergelar Pangeran Sedayu itu kerap diasosiasikan melambangkan kekuasaan, kekuatan, kewibawaan, kemakmuran dan kepemimpinan.

Ketua Organizing Committee (OC) Musyawarah Agung Fendi Prayitna menuturkan selain Keris Naga Sasra, dalam pameran itu akan diboyong keris koleksi raja-raja Nusantara lainnya, seperti Keris Singo Barong, Junjung Drajad dan Rondoro. "Dalam pameran ini, kami juga menggelar bursa keris dengan target transaksi Rp 5 miliar selama tiga hari,” kata dia yang menyebut dalam bursa itu juga akan dijual keris-keris pemula dengan harga Rp 2-10 juta selain keris-keris langka berharga ratusan juta hingga miliaran rupiah.

Dalam bursa itu, akan hadir kolektor kenamaan salah satunya Haji Tris Heryanto asal Bali yang membawa sejumlah koleksi langkanya. “Beliau (Tris Heryanto) akan membawa koleksi langka seperti Keris Toraja, Keris Bali dan Parang dari Sumba yang semuanya memiliki warangka dan gagang terbuat dari emas dan bertatah batu mulia,” kata Fendi.

Keris-keris Tris Heryanto ini, kata Fendi, umurnya ada yang diperkirakan 500 tahun yang dibanderol dengan harga Rp 2-3 miliar. Adapun koleksi Topeng Emas dari Lombok itu juga rencananya akan dilepas dengan harga Rp 1,5 miliar.

Sejumlah pesohor akan turut hadir meramaikan pameran sekaligus Musyawarah Agung Senapati Nusantara itu. Mereka antara lain Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto yang juga menjabat Sekjen Senapati Nusantara. Lalu ada Wali Kota Solo Gibran Rakabuming, Bupati Kediri Anindhito Himawan Pramana yang juga anak politikus PDI Perjuangan Pramono Anung dan putri sulung Raja Keraton Yogya Sri Sultan Hamengku Buwono X, GKR Mangkubumi. 

Salah satu agenda besar dalam Musyawarah Agung Senapati Nusantara itu mengusulkan agar 25 November bisa ditetapkan pemerintah sebagai Hari Keris Nasional. Usulan ini berangkat dari keputusan UNESCO yang telah menempatkan keris sebagai Warisan Budaya Tak Benda pada 25 November 2005.

“Artinya sudah 18 tahun lamanya keris diakui dunia sebagai warisan budaya. Namun, usulan 25 November sebagai Hari Keris Nasional oleh Senapati Nusantara sejak September 2019 lalu sampai saat ini macet,” kata Fendi.

Penetapan hari keris dinilai penting agar masyarakat luas kembali mengingat keberadaan keris sebagai warisan budaya luar biasa dari nenek moyang . Total peserta Musyawarah Agung diperkirakan sebanyak 180 orang -15 di antaranya adalah bupati dan wali kota- yang merupakan perwakilan dari 73 paguyuban dari 73 kabupaten di Indonesia.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Ninis Chairunnisa

Ninis Chairunnisa

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus