Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Hukum

3 Tahun Penyerangan, Novel Singgung E-KTP dan Suap Impor Daging

Penyidik senior KPK Novel Baswedan kembali menyimggung kasus e-KTP dan suap impor daging.

11 April 2020 | 11.29 WIB

Novel Baswedan mengenakan topi sebagai pelindung matanya dari cahaya saat menyapa awak media usai berlangsungnya rekonstruksi penyiraman air keras di kediamannya, Jakarta, Jumat, 7 Februari 2020. Novel mengatakan dia tidak ingin penglihatan mata kanannya memburuk karena lampu sorot yang digunakan saat reka adegan. TEMPO/Muhammad Hidayat
Perbesar
Novel Baswedan mengenakan topi sebagai pelindung matanya dari cahaya saat menyapa awak media usai berlangsungnya rekonstruksi penyiraman air keras di kediamannya, Jakarta, Jumat, 7 Februari 2020. Novel mengatakan dia tidak ingin penglihatan mata kanannya memburuk karena lampu sorot yang digunakan saat reka adegan. TEMPO/Muhammad Hidayat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan menyebut dua kasus yang diduga memiliki keterkaitan dengan serangan terhadapnya pada 11 April 2017.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Dua kasus itu adalah korupsi kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP) dan suap impor daging. "Kasus e-KTP, ini berhubungan dengan banyak pejabat dan uang negara cukup banyak, bahkan sampai sekarang belum bisa ditarik kerugian negara secara optimal," ujar Novel melalui konferensi pers secara streaming di Instagram @tempodotco pada Sabtu, 11 April 2020.

Lalu untuk perkara suap impor daging, Novel mengaku tak menangani kasus tersebut. Namun, saat itu, beredar informasi yang menganggap Novel merupakan koordinator penanganan perkara tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Apalagi, banyak oknum polisi dan lembaga lainnya yang terkait dengan kasus suap impor daging itu. "Dan ketika bicara terkait impor daging, jangan hanya lihat itu saja. Hampir semua komoditi pangan, ada kartel, mafia dan korupsi," kata Novel Baswedan.

Sementara, Indonesia kerap melakukan impor beberapa bahan pangan. Sehingga, kata Novel, korupsi di bidang pangan sangat lah luas dan kompleks.

"Ketika ada oknum terlibat, apakah dia tidak terlibat dengan impor gula, garam, dan beras contohnya? Dan itu serius, berhubungan dengan asas dasar hidup orang," ucap Novel.

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus