Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Intan Jaya kembali memanas setelah kelompok Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) menyerang Polsek Homeyo di Kampung Pogapa, Distrik Homeyo, Kabupaten Intan Jaya. Dalam penyerangan yang berlangsung pada Selasa, 30 April 2024 pukul 07.30 WIT tersebut, terjadi adu tembak antara TPNPB dan anggota Polri dan TNI.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Juru bicara atau Jubir Komnas TPNPB, Sebby Sambom mengklaim penyerangan ini adalah perang Pembebasan Nasional Papua. Sebby mengatakan, perang akan berlanjut terus sampai Papua merdeka penuh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Akibat penyerangan ini, seorang warga sipil tewas. Gedung sekolah dasar juga ikut dibakar dan warga diminta oleh TPNPB-OPM Wilayah Pertahanan VIII Intan Jaya untuk keluar dari desa.
Berikut adalah deretan fakta-fakta bentrok bentrok TPNPB-OPM dan TNI/Polri di Intan Jaya.
1. TPNPB-OPM Klaim Tembak Mati Intel
Sebby mengklaim TPNPB-OPM berhasil menembak mati seorang Intel saat saling adu tembak dengan TNI-Polri. "Dalam kontak tembak tersebut pasukan TPNPB berhasil tembak mati seorang Anggota Intel Indonesia," katanya dalam keterangan tertulis, Selasa, 30 April 2024.
Dia mengatakan, Panglima Kodap VIII Intan Jaya Brigadier General Undius Kogeya dan pasukan TPNPB Kodap VIII bertanggung jawab atas serangan itu. Dia menuntut TNI-Polri segera meninggalkan wilayah pemukiman masyarakat sipil di Intan Jaya.
"TNI-POLRI segera kosongkan pemukiman warga sipil agar saat terjadi baku tembak antara TNI-Polri dan pasukan TPNPB tidak menimbulkan korban jiwa dan harta benda milik warga sipil yang tinggal di daerah konflik bersenjata, seperti di Intan Jaya," katanya.
2. Polisi Sebut Korban Tewas Warga Sipil
Humas Satuan Tugas (Satgas) Damai Cartenz Ajun Komisaris Besar Bayu Suseno mengatakan korban yang tewas dalam kontak senjata TPNPB-OPM dan aparat merupakan warga sipil bernama Alexsander Parapak, 20 tahun.
“Pada Selasa, 30 April 2024, OPM telah menyerang Polsek Homeyo yang mengakibatkan satu orang warga sipil meninggal," kata Humas Satgas Damai Cartenz itu.
Korban tewas akibat terkena tembakan di bagian dada kiri. Peluru berhasil menembus punggung belakang dan bagian bawah ketiak sebelah kiri.
3. Tembaki Prajurit Satgas yang Sedang Patroli
Selain menyerang Polsek Homeyo di Kampung Pogapa, OPM juga menyerang dan menembaki prajurit Satgas Yonif 527/BY yang sedang berpatroli di sekitar Kampung Bibida, Distrik Bibida, Kabupaten Paniai, Papua Tengah, pada Rabu, 1 Mei 2024. Namun tidak ada prajurit yang terluka.
Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Chandra Kurniawan menjelaskan, insiden penyerangan itu bermula ketika mobil patroli yang ditumpangi prajurit Satgas Yonif 527/BY melintas di pertigaan kampung Bibida, tiba-tiba ditembaki anggota OPM dan selanjutnya terjadi kontak tembak.
Patroli itu disebut bertujuan untuk memberikan rasa aman dan melindungi masyarakat dari gangguan keamanan yang dilakukan OPM.
"Sesaat setelah anggota OPM melakukan penyerangan, prajurit melakukan pengejaran dan menangkap seorang warga sipil yang sedang berada di semak-semak," kata Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Chandra Kurniawan dalam keterangannya di Jayapura, Papua, Kamis, 2 Mei 2024, dilansir dari Antara.
4. Sekolah Dasar Dibakar
OPM juga membakar gedung Sekolah Dasar Negeri Inpres Pogapa di Distrik Homeyo, Intan Jaya, pada Rabu, 1 Mei 2024. Pembakaran dilakukan sekitar pukul 08.00 WIT. Adapun lokasi pembakaran tidak jauh dari Polsek Homeyo, berjarak lebih kurang 50 meter.
"Berdasarkan laporan dari masyarakat, OPM yang melakukan aksi penyerangan Mapolsek Homeyo dan pembakaran gedung SD Negeri Inpres Pogapa adalah Kelompok Keni Tipagau dari Kodap VIII Kemabu pimpinan Undius Kogoya dan Aibon Kogoya," kata Ajun Komisaris Besar Polisi Bayu Suseno dalam siaran pers diterima Antara di Timika, Rabu, 1 Mei 2024.
Sebby Sambom membenarkan pembakaran SD Inpres tersebut dan TPNPB-OPM mengaku bertanggung jawab atas pembakaran itu. Sebby mengatakan, pembakaran disebabkan gedung SD digunakan oleh TNI-Polri.
"Gedung bangunan sekolah dasar dibakar karena gedung bangunan sekolah dasar ini digunakan oleh militer Indonesia, dan militer Indonesia juga menjadi guru di sekolah dasar ini," ujar dia dalam keterangan tertulis, Kamis, 2 Mei 2024.
5. Minta Warga Tinggalkan Desa
Kelompok bersenjata ini juga meminta warga sipil tinggalkan Kampung Pogapa, Kecamatan Homeyo, Intan Jaya, Papua Tengah, karena disebut sebagai daerah konflik. "Dan Keny Tipagau minta warga sipil segera kosongkan Kampung Pogapa, Kecamatan Homeyo," kata dia, dalam keterangan tertulis, Kamis, 2 Mei 2024.
Meski begitu, Bernard Kabogau, salah satu tokoh masyarakat di Kabupaten Intan Jaya menolak permintaan TPNPB-OPM. "Tidak bisa begitu. OPM itu kan ada pemberontak," kata saat dihubungi Tempo, pada Kamis, 2 Mei 2024.
Kepala Dinas Pariwisata Intan Jaya itu menyatakan permintaan TPNPB-OPM merupakan hal yang tak mungkin dituruti. Sebab di wilayah Intan Jaya ini ada berbagai unsur, seperti pemerintah daerah maupun masyarakat. "Tidak bisa seperti itu. Konyol itu," kata dia.
RIZKI DEWI AYU | IKHSAN RELIUBUN | HAN REVANDA PUTRA
Pilihan Editor: Penemuan Mayat di Kosan Depok, Kepala Tertutup Bantal di Atas Kloset