Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Hanim, 40 tahun pria asal Subang, Jawa Barat membohongi keluarganya untuk menutupi kegiatan dia selama menjalankan jual beli ginjal di Kamboja.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepada keluarganya, ia mengaku bekerja di sebuah proyek di Kamboja.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Tahunya saya itu, saya kerja proyek di Kamboja," kata Hanim, Jumat, 21 Juli 2023.
Dalam sebulan Halim memberikan uang kepada keluarga sekitar Rp 2 juta sampai Rp 3 juta dari bisnis jual beli ginjal di Kamboja.
"Di rumah sakit itu kan ada proyek juga. kalau ibaratnya keluarga video call, ya saya ke proyek itu," ucapnya.
Hanim berkecimpung dalam dunia perdagangan ginjal setelah dia menjual ginjalnya pada 2018. Kemudian, direkrut menjadi koordinator penjual ginjal jaringan Indonesia.
Sempat dilarang istrinya menjual ginjal, dia mengaku bekerja di proyek.
"Dulu kan ada berita satu kampung di Garut ada hampir semuanya donor ginjal dari berita itu dan saya mentok," kata Hanim terinspirasi dari berita itu.
Tekanan ekonomi itu membuat dia berinisiatif untuk mencari-cari grup donor ginjal di media sosial. Tak tega melihat orang tuanya yang tidak punya rumah membuat Hanim nekat menjual ginjalnya.
"Orangtua gak punya apa-apa, numpang di orang lain, ditunjuk-tunjuk orang lain juga yang punya tempatnya, otomatis kan saya sakit hati," tuturnya
Awalnya Hanim hanya melihat dan memantau setiap postingan yang ada. Dari sana dia mengetahui adanya kebutuhan donor ginjal disertai persyaratannya. Misal golongan darah tertentu. Kebohongan Hanim dimulai ketika dia tinggal di rumah brokernya pada 2018 selama 1 tahun saat hendak menjual ginjal ke Kamboja.
Kebohongan itu terus berlanjut hingga keluarganya tahu saat dia ditangkap oleh polisi pada 27 Juni 2023 lalu. Hanim ditetapkan sebagai tersangka tindak pidana perdagangan orang atau TPPO.