Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Hukum

Berita Tempo Plus

Habis Manis Marapu Dibuang

Kebun tebu milik PT Djarum dan Wings Indonesia dituding merusak dan menutup akses ke tempat ritual penghayat Marapu di Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur. Berkali-kali mendapat peringatan dari berbagai lembaga, pemerintah daerah dan perusahaan bergeming. Penduduk setempat menuding perusahaan memanipulasi uang sirih pinang sebagai duit pengganti lahan. Liputan ini hasil kerja sama Tempo dan Tempo Institute.

26 September 2020 | 00.00 WIB

Masyarakat adat Marapu mesti membongkar pagar untuk mengakses Katuada Njara Yuara Ahu, Agustus 2020./TEMPO/ Budiarti Utami Putri
Perbesar
Masyarakat adat Marapu mesti membongkar pagar untuk mengakses Katuada Njara Yuara Ahu, Agustus 2020./TEMPO/ Budiarti Utami Putri

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ringkasan Berita

  • Situs ritual masyarakat adat Marapu diduga rusak akibat pembangunan kebun tebu PT Muria Sumba Manis.

  • Sejumlah lembaga negara turun tangan menangani konflik penghayat Marapu dengan PT Muria Sumba Manis.

  • Kelompok Marapu juga menuding pembangunan embung PT Muria Sumba Manis membuat tanah mereka kering.

GERBANG kayu bercampur bambu sepanjang empat meter memisahkan sebagian wilayah Desa Patawang, Kecamatan Umalulu, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur. Rambu dilarang masuk terpasang di tengah besi yang melintang di tengah. Di kiri dan kanan gerbang itu, membentang patok-patok kayu sepanjang lebih dari dua kilometer di kawasan padang rumput tersebut.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Mustafa Silalahi

Alumni Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara ini bergabung dengan Tempo sejak akhir 2005. Banyak menulis isu kriminal dan hukum, serta terlibat dalam sejumlah proyek investigasi. Meraih penghargaan Liputan Investigasi Adiwarta 2012, Adinegoro 2013, serta Liputan Investigasi Anti-Korupsi Jurnalistik Award 2016 dan 2017.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus