Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menceritakan tidak mudah menggelar acara lomba mural. Dia mengatakan awalnya banyak kekhawatiran dari calon peserta, terutama soal tema mengkritik lembaga kepolisian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Pada awal dibuka yang daftar hanya 18 orang," kata Listyo saat pembukaan lomba mural di Lapangan Bhayangkara, Jakarta Selatan, Sabtu, 30 Oktober 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Listyo mengatakan sempat muncul isu bahwa tema kritik dibuat agar para seniman yang gemar mengkritik Polri ikut mendaftar. Isu yang beredar, kata dia, seniman yang mendaftar tersebut akan didata. Sehingga, ketika suatu saat dinilai melanggar atau butuh ditangkap akan lebih mudah dicari. "Awalnya muncul begitu," tutur mantan Kepala Bareskrim ini.
Kapolri Listyo Sigit lantas memerintahkan Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Argo Yuwono untuk menepis isu itu. Listyo mengatakan hak masyarakat menyatakan pendapat dilindungi undang-undang. Hasilnya, jumlah peserta lomba mural naik menjadi 800-an orang. "Polri tidak antikritik," kata dia.
Dari 800 orang itu, Polri dibantu juri untuk menyeleksi hingga mendapatkan 80 peserta yang diminta menampilkan karyanya di Lapangan Bhayangkara. Dari 80 peserta itu, nantinya akan dipilih dewan juri untuk menjadi juara.
Listyo Sigit mengatakan dari acara ini Polri mengharapkan mendapatkan masukan untuk memperbaiki kinerja lembaga dan personel. "Saya jamin yang berani gambar seperti itu akan jadi sahabatnya Kapolri," kata dia.