Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Komandan Polisi Militer Kodam Jaya (Danpomdam Jaya) Kolonel CPM Irsyad Hamdie Bey Anwar menegaskan video viral orang dicambuk di dalam mobil bukan video penganiayaan Imam Masykur yang melibatkan seorang anggota Paspampres.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sebelumnya beredar video seorang pemuda dianiaya di dalam mobil. Pemuda itu luka-luka pada bagian belakang tubuhnya setelah dicambuki.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Di dalam mobil bukan itu, itu hoaks, itu tidak ada kaitannya,” kata Irsyad ketika ditunjukkan video penganiayaan yang viral usai konferensi pers di Markas Polisi Militer Kodam Jaya, Jakarta Selatan, Selasa, 29 Agustus 2023.
Irsyad mengatakan tiga anggota TNI dan satu sipil terlibat dalam penculikan ini. Tiga prajurit itu adalah anggota Paspampres berinisial Praka RM, dan dua rekannya Praka J dan Praka HS dari kesatuan lain. Adapun satu sipil berinisial MS merupakan kerabat salah satu pelaku.
Irsyad mengatakan mereka menculik warga Aceh bernama Imam Masykur karena alasan ekonomi. Berdasarkan hasil pemeriksaan Pomdam Jaya, Praka RM dan dua rekannya tidak mengenal Imam atau punya masalah sebelumnya dengan korban.
“(Motifnya) Uang tebusan,” kata Irsyad saat dihubungi, Senin, 28 Agustus 2023.
Irsyad membenarkan Praka RM cs meminta tebusan Rp 50 juta. Namun karena tidak menyanggupi, ketiga pelaku terus memukuli korban hingga tewas kemudian.
Imam Masykur merupakan warga asal Mon Keulayu, Kabupaten Bireuen, Aceh, yang bekerja sebagai penjaga toko kosmetik di Jalan Sandratek, RT 02/06, Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan. Imam baru tinggal dan mengadu nasib di Kota Tangerang Selatan beberapa bulan belakangan ini. Dirinya menjual kosmetik dan obat-obatan di kios berukuran 3x5 meter.
Irsyad mengatakan alasan Praka RM cs memilih menculik Imam Masykur karena dia merupakan pedagang obat ilegal. Sehingga, kata Irsyad, mereka berani menculik karena tahu Imam tidak akan berani melapor polisi.
“Karena mereka (Imam Masykur) kan pedagang obat ilegal. Jadi kalau misalnya dilakukan penculikan, dilakukan pemerasan, itu mereka enggak mau lapor polisi. Akhirnya mereka menculik orang-orang itu,” kata Irsyad.
Irsyad mengatakan masih mendalami sejak kapan anggota Paspampres dan rekannya itu merencanakan penculikan Imam Masykur.
EKA YUDHA SAPUTRA | AKHMAD RIYADH | MUHAMMAD IQBAL
Pilihan Editor: Jenderal Dudung Perintahkan Paspampres dan 2 Anggota TNI Pembunuh Imam Masykur Dijerat Hukuman Berat