Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

hukum

Eks Ketua RT Ungkap Panggilan Satu Keluarga Tewas di Kalideres: Anak Tan Giok Tjin

Ada nama panggilan dari tiga anggota satu keluarga tewas di Kalideres.

5 Desember 2022 | 20.08 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Eks Ketua RT 07 Gunung Sahari Utara, Jakarta Pusat, Muhammad Mundji mengetahui nama panggilan dari anggota satu keluarga tewas di Kalideres, Jakarta Barat. Dia mengatakan keluarga itu memang terkenal sangat jarang bersosialisasi dengan tetangga sekitar sebelum pindah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namun dia cukup mengenal identitas mereka selama masih tinggal di sana. Mengingat keluarga tersebut adalah tetangga dekatnya dan pernah berhubungan langsung. "Rudyanto itu orang jarang kenal di sini, panggilannya Kating. Kalau adeknya si Budyanto, Otok. Margaretha itu nama panggilannya Ayin," kata Mundji saat ditemui di rumahnya Jalan Gunung Sahari XI , Senin, 5 Desember 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebagaimana diketahui, empat anggota keluarga yang tewas di dalam rumah adalah Rudyanto Gunawan (laki-laki 71 tahun), Renny Margaretha Gunawan (perempuan 68 tahun), Dian Febbyana Apsari Dewi (perempuan 42 tahun), dan Budyanto Gunawan (laki-laki 68 tahun). Rudyanto adalah suami dari Renny, Dian merupakan anak dari mereka. Sedangkan Budyanto merupakan adik dari Rudyanto.

Mundji menjelaskan, Rudyanto adalah anak pertama, Budyanto anak kedua, dan Cacang merupakan anak ketiga. Tiga laki-laki bersaudara itu anak dari pasangan dari Tan Giok Tjin alias Setiadi Gunawan dengan istrinya, tetapi eks Ketua RT itu lupa nama perempuan tersebut.

Dia juga lupa nama asli dari Cacang. Sepengetahuan Mundji, laki-laki tersebut tidak bersama keluarga intinya lagi semenjak menikah. Kemudian anak terakhir itu pisah rumah dan tinggal di Sunter, Jakarta Utara. "Kalau si Cacang udah misah, rumahnya jauh," tutur Mundji.

Laki-laki berumur 71 tahun itu bercerita, dia merupakan tetangga lama keluarga tersebut sejak tahun 1950'an. Kemudian diamanahkan menjadi Ketua RT dari tahun 1980'an sampai dengan tahun 2007.

Dia mengatakan empat anggota keluarga itu pindah ke Kalideres sejak tahun 1997. Kemudian rumah lama di Gunung Sahari dijual kepada seorang yang berasal dari Surabaya setelah Setiadi Gunawan dan istrinya meninggal.

"Rumah lama mereka dibeli sama orang pribumi, orang Surabaya. Baru dijual sama anaknya ahli waris. Saya ngurusin surat pindahnya," ujar Mundji.

Saat menjual rumah di Gunung Sahari, kala itu Rudyanto dan Renny sudah menikah dan telah dikaruniai putri bernama Dian. Proses penjualan rumah, kata Mundji, tidak berselang lama dan diperkirakan hanya dalam waktu satu bulan. "Kejualnya cepet, mungkin dijual murah. Gak sampe sebulan udah ada yang beli," katanya.

Menurut sepengetahuan Mundji, Rudyanto dan Renny menikah di luar Jakarta. Seingatnya mereka mengadakan pernikahan di Kebumen, Jawa Tengah, tanah kelahirannya Renny.

Pekerjaan Empat Anggota Keluarga

Mundji menuturkan bahwa Rudyanto pernah bekerja sebagai karyawan di suatu percetakan tidak jauh dari rumahnya. Padahal ayahnya, Tan Giok Tjin beserta istri, membuka usaha percetakan sendiri di rumah, namun tidak dibantu oleh para putranya.

Eks Ketua RT itu juga mengatakan pernah membantu mengantarkan pesanan hasil usaha keluarga tersebut. Sedangkan Rudyanto, Budyanto, tidak pernah terlihat olehnya untuk membantu.

"Rudy kerja percetakan juga, bukan punya orang tuanya. Dia gak bantu, yang justru panggil karyawan. Saya tahu rumahnya tapi udah gak ada, udah meninggal karyawannya, udah tua," ujar Mundji.

Usaha keluarga tersebut akhirnya tutup seiring Setiadi dan istrinya meninggal dunia akibat sakit. Mundji mengatakan penyebab sakit yang diderita oleh Setiadi Gunawan karena terjatuh, namun tidak diperhatikan kesehatannya oleh tiga putranya.

"Dia buka percetakan, ayahnya masih sehat, 'Tolong ini hasil percetakan, anterin ke mana aja, Jakarta Barat, Jakarta Utara', saya yang antar," kata Mundji.

Selama tinggal di alamat lama, Budyanto tidak diketahui apa pekerjaan pastinya. Mundji hanya mengetahui anak kedua dari keluarga Tan itu sering mengantar keponakannya pergi atau menjemput ke sekolah.

"Budyanto kerjanya cuma nganter ponakannya aja si Dian, dari TK, SD, SMP, dianter. Sekolahnya di Pasar Baru kalo gak salah. Mau pulang, jemput, saya lihat. Kalau saya lihat begitu aja lewat," tuturnya.

Lalu Renny, diketahui sebagai penjual kue di dekat rumahnya. Dia berjualan di pasar Gang Lilin yang tidak jauh dari rumah.

Karakteristik Renny juga dikenal tertutup di luar urusan pekerjaannya. Tetapi bersosialisasi juga dengan terbatas saat mengurus bisnis kue-kuenya di pasar.

Sedangkan Dian, Mundji tidak mengetahui ketika empat anggota keluarga itu pindah. Laki-laki tersebut mengatakan saat itu putri dari Rudyanto dan Renny masih remaja dan belum bekerja.

Tidak Percaya Mati Kelaparan

Mundji sampai saat ini tidak percaya empat orang tetangga terdahulunya tewas akibat kelaparan. Dia menilai mereka dari kalangan mampu dan perekonomiannya lebih baik daripada dirinya. "Itu mati kelaparan enggak makan, enggak minum enggak mungkin," tutur Mundji dengan heran.

Tempo juga menemui Eni alias Een yang merupakan kerabat dari keluarga tersebut. Perempuan itu tinggal tidak jauh dari Pasar Gang Lilin, namun dia tidak bersedia memberi keterangannya.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Hengki Haryadi mengatakan hasil penelitian penyebab pasti kematian keluarga tersebut masih diteliti. Pihaknya mengevaluasi hasil penyelidikan kasus tersebut dengan berbagai ahli. Hengki memastikan kesimpulan perkara ini disampaikan pada akhir pekan.

"Nanti pada minggu ini rentang dua-tiga hari ke depan kita akan umumkan rilis akhir ataupun final hasil penyelidikan kami secara komprehensif. Saat ini kami sedang menanti hasil pemeriksaan dari pada Sosiologi Agama dan juga dari pihak tim ahli yang lain," katanya di Polda Metro Jaya, Senin, 5 Desember 2022.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus