Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Hukum

Eks Wakil Ketua KPK Saut Situmorang Sebut Ada Indikasi Firli Bahuri Main Perkara

Saut mengatakan salah satu indikasi main perkara yang dilakukan Firli Bahuri adalah pada saat pertemuannya dengan TGB.

10 April 2023 | 17.37 WIB

Mantan Wakil Ketua KPK 2015-2019 Saut Situmorang (tengah), Mantan Ketua KPK 2011-2015 Abraham Samad (kiri), dan mantan penasihat KPK Abdullah Hahemahua memberikan statement sebelum melaporkan Ketua KPK Firli Bahuri kepada Dewas terkait kebocoran dokumen penyelidikan
Perbesar
Mantan Wakil Ketua KPK 2015-2019 Saut Situmorang (tengah), Mantan Ketua KPK 2011-2015 Abraham Samad (kiri), dan mantan penasihat KPK Abdullah Hahemahua memberikan statement sebelum melaporkan Ketua KPK Firli Bahuri kepada Dewas terkait kebocoran dokumen penyelidikan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK Saut Situmorang menyebut ada indikasi main perkara yang dilakukan Firli Bahuri. Ia mengatakan indikasi tersebut sudah terlihat sejak Firli Bahuri menjabat sebagai Deputi Penindakan KPK.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Tentunya kalau kita bicara penegakan hukum ini adalah proses, tapi kan indikasi-indikasi itu kan banyak," kata Saut pada Senin 10 April 2023. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Saut mengatakan salah satu indikasi main perkara yang dilakukan Firli Bahuri adalah pada saat pertemuannya dengan Tuan Guru Bajang Zainul Majdi atau TGB. Ia menjelaskan saat itu TGB sedang memiliki keterkaitan dalam perkara yang ditangani KPK, yaitu kasus divestasi PT Newmont Nusa Tenggara. 

"Kalau nggak ada kepentingan ngapain dia ke sana, ketemu di sana? Kamu ketemu dengan seseorang kepentinganmu apa? Kamu mau jadi guru sekolah ngajarin dia belajar?" ujar eks Wakil Ketua KPK 2015-2019 tersebut. 

Selain itu, Saut dalam suatu kesempatan pernah mengatakan dugaan kebocoran data lainnya adalah adanya penurunan OTT tahun 2018-2019. Ia menyebut itu semua terjadi pada saat Firli Bahuri menjadi Deputi Penindakan KPK. 

"Banyak. Sudah banyak dimuat dalam sumber terbuka. Ada pertemuan dengan TGB, kebocoran dokumen, Tes Wawasan Kebangsaan, bahkan salah satunya (kebocoran dokumen) salah satu penyelidik KPK ada yang sampai dihajar di Borobudur terkait kasus Lukas Enembe sampai hidungnya hancur," ujar dia. 

Saut mengatakan pertemuan antara Firli Bahuri dengan TGB tersebut berpotensi menimbulkan konflik kepentingan. Padahal, menurut dia, konflik kepentingan sendiri merupakan akar dari terjadinya tindak pidana korupsi. 

Padahal, kata Saut, di dalam Undang-undang KPK sendiri jelas menyebut insan KPK dilarang menemui pihak berperkara. Dia menyebut hal tersebut disebabkan konflik kepentingan yang bisa muncul dari hal itu. 

Sebelumnya sejumlah mantan pimpinan, pegawai, dan sejumlah aktivis antikorupsi melaporkan Firli Bahuri kepada Dewan Pengawas KPK. Pasalnya, aduan tersebut dilayangkan atas dugaan kebocoran dokumen penyelidikan dalam kasus korupsi Kementerian ESDM

Menanggapi isu kebocoran dokumen tersebut, Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri mengatakan akan menyerahkan sepenuhnya kepada Dewas KPK. Ia meyakini Dewas KPK akan bertindak secara profesional dalam penanganan laporan tersebut. 

"Kita semua tentu juga menunggu hasil tindak lanjut dari Dewas KPK tersebut," kata Ali kemarin Ahad 9 April 2023 melalui keterangan tertulis. 

Sementara Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata, tak membantah adanya kebocoran data tersebut. Meskipun demikian, Alexander menyatakan dokumen yang bocor hanya berupa surat perintah dimulainya penyelidikan alias Sprinlid. Firli Bahuri sendiri hingga saat ini belum mengeluarkan pernyataan apa pun dalam masalah ini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus