Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Unit Kegiatan Mahasiswa Teknokra Universitas Lampung atau Unila mendapatkan sejumlah teror dari orang yang tidak kenal karena diduga mengadakan diskusi bertema diskriminasi rasial terhadap Papua.
Teror tersebut diterima oleh dua anggota Teknokra melalui pesan singkat WhatsApp sampai meretas akun ojek online. "Iya ada teror sampai memberikan ancaman," ujar Pimpinan Umum Teknokra, Chairul Rahman Arif, saat dihubungi, Rabu 10 Juni 2020.
Chairul juga menerima sejumlah pesan bernanda ancaman bahkan menyertakan alamat dan indentitas ke dua orang tuanya. Dalam pesan tersebut diskusi soal rasial terhadap Papua dituding sebuah provokasi.
"Maksudnya apa bikin diskusi yang memprovokasikan banyak masyarakat. Data kamu sudah kami pegang," bunyi pesan ancaman tersebut.
Sedangkan peretasan akun ojek online dialami oleh moderator diskusi Mitha Setiani Asih. Akibatnya kata Chairul sejak tadi siang sejumlah pesanan makanan tiba-tiba datang tanpa ada yang memesan.
Diskusi tersebut akan digelar secara virtual pada hari ini, Kamis, 11 Juni 2020, dengan menghadirkan sejumlah pembicara yaitu Surya Anta Giting juru bicara Front Rakya Indonesia for West Papua, Jhon Gobai Ketua Aliansi Mahasiswa Papua dan Tantowi Anwar dari Serikat Jurnalisme untuk Keberagaman.
Chairul menyatakan bahwa diskusi tersebut untuk memberikan pandangan lain atas permasalahan rasial yang menjadi sorotan dunia saat ini. Menurut dia, isu rasis juga masih ada di Indonesia seperti yang dialami masyarakat Papua, salah satunya kasus yang terjadi kepada mahasiswa Papua di Surabaya pada tahun lalu.
“Semboyan Indonesia Bhineka Tunggal Ika. Kita kembalikan kesadaran ini bersama-sama melalui diskusi terbuka ini, sehingga kita bisa menghargai satu sama lain,” katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini