Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Hukum

Gelar Diskusi Soal Rasisme Papua, Mahasiswa Unila Diteror

Dua mahasiswa Universitas Lampung atau Unila mendapatkan sejumlah teror karena diduga mengadakan diskusi bertema rasisme di Papua.

11 Juni 2020 | 09.19 WIB

Mahasiswa asal Papua melakukan aksi unjuk rasa di Bandung, Jawa Barat, Senin, 19 Agustus 2019. Mereka mengecam tindakan represif dan penangkapan aktivis serta mahasiswa Papua di Jawa Timur dan Jawa Tengah, serta pelarangan diskusi terkait New York Agreement atau pemindahan kekuasaan Papua dari Belanda ke Indonesia tahun 1962. TEMPO/Prima Mulia
Perbesar
Mahasiswa asal Papua melakukan aksi unjuk rasa di Bandung, Jawa Barat, Senin, 19 Agustus 2019. Mereka mengecam tindakan represif dan penangkapan aktivis serta mahasiswa Papua di Jawa Timur dan Jawa Tengah, serta pelarangan diskusi terkait New York Agreement atau pemindahan kekuasaan Papua dari Belanda ke Indonesia tahun 1962. TEMPO/Prima Mulia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Unit Kegiatan Mahasiswa Teknokra Universitas Lampung atau Unila mendapatkan sejumlah teror dari orang yang tidak kenal karena diduga mengadakan diskusi bertema diskriminasi rasial terhadap Papua.

Teror tersebut diterima oleh dua anggota Teknokra melalui pesan singkat WhatsApp sampai meretas akun ojek online. "Iya ada teror sampai memberikan ancaman," ujar Pimpinan Umum Teknokra, Chairul Rahman Arif, saat dihubungi, Rabu 10 Juni 2020.

Chairul juga menerima sejumlah pesan bernanda ancaman bahkan menyertakan alamat dan indentitas ke dua orang tuanya. Dalam pesan tersebut diskusi soal rasial terhadap Papua dituding sebuah provokasi.

"Maksudnya apa bikin diskusi yang memprovokasikan banyak masyarakat. Data kamu sudah kami pegang," bunyi pesan ancaman tersebut.

Sedangkan peretasan akun ojek online dialami oleh moderator diskusi Mitha Setiani Asih. Akibatnya kata Chairul sejak tadi siang sejumlah pesanan makanan tiba-tiba datang tanpa ada yang memesan.

Diskusi tersebut akan digelar secara virtual pada hari ini, Kamis, 11 Juni 2020, dengan menghadirkan sejumlah pembicara yaitu Surya Anta Giting juru bicara Front Rakya Indonesia for West Papua, Jhon Gobai Ketua Aliansi Mahasiswa Papua dan Tantowi Anwar dari Serikat Jurnalisme untuk Keberagaman.

Chairul menyatakan bahwa diskusi tersebut untuk memberikan pandangan lain atas permasalahan rasial yang menjadi sorotan dunia saat ini.  Menurut dia, isu rasis juga masih ada di Indonesia seperti yang dialami masyarakat Papua, salah satunya kasus yang terjadi kepada mahasiswa Papua di Surabaya pada tahun lalu.

“Semboyan Indonesia Bhineka Tunggal Ika. Kita kembalikan kesadaran ini bersama-sama melalui diskusi terbuka ini, sehingga kita bisa menghargai satu sama lain,” katanya.

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus