Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
PERBINCANGAN antara Heriyanto dan bosnya, Polaik, langsung terhenti saat sejumlah polisi berpakaian preman mengepung meja di depan mereka. Siang itu, keduanya tengah -mengobrol sambil menikmati kopi di kafe salah satu mal di Pluit, Jakarta Utara, akhir Juli lalu. Polisi datang meringkus mereka. “Kami tengah membicarakan pengiriman terakhir dari daerah Jagoi Babang, Kalimantan Barat,” kata Heriyanto, Kamis, 22 Agustus lalu.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo