Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Hadi Tjahjanto, menyinggung hubungan Kejaksaan Agung dan Polri di tengah heboh dugaan penguntitan personel Datasemen Khusus Antiteror alias Densus 88 terhadap Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus atau Jampidsus. Dia mengatakan, hubungan kedua institusi itu adem.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Adem adem. Dingin. Media harus membantu untuk mendinginkan suasana, adem. Saya juga sama Pak Kapolri dan Pak Jaksa Agung," ujar Hadi saat ditemui di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, pada Senin, 27 Mei 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ditanya, apakah ada pertemuan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Jaksa Agung ST Burhanuddin untuk membahas hubungan kedua intitusi, Hadi tak menjawab dengan detail. Dia mengatakan, pertemuan dirinya dengan Kapolri dan Jaksa Agung dilakukan secara rutin setiap bulan.
"Rutin setiap bulan ketemu di sini (Kantor Kemenko Polhukam), karena itu memang counterpart kita supaya tetap menjaga, khususnya aparat penegak hukum (APH)," tutur Hadi.
Hadi menjelaskan, pertemuan antara Kapolri dan Jaksa Agung bahkan bisa dilakukan kapanpun, termasuk saat malam hari. Dia mengatakan, dirinya tinggal mengirimkan pesan untuk bertanya mengenai permasalahan tertentu.
"Kapanpun malam hari pun kami tinggal japri terkait permasalahan-permasalahan di seluruh Indonesia semuanya, tapi adem semuanya," kata dia.
Sebelumnya, seorang anggota Densus 88 tertangkap saat sedang menguntit Jampidsus Febrie Adriansyah di sebuah restoran makanan Perancis di Cipete, Jakarta Selatan, pada Ahad malam pekan lalu sekitar pukul 20.00 atau 21.00. Peristiwa itu bermula ketika dua orang masuk ke restoran tak lama setelah Febrie tiba.
Dua sumber Tempo menyebutkan, dua orang itu datang dengan berjalan kaki dan meminta tempat di area merokok. Anehnya, mereka justru terus menggunakan masker dan hanya sesekali merokok.
Kecurigaan muncul setelah satu di antaranya dua orang itu mengarahkan sebuah alat yang diduga sebagai perekam ke arah meja Febrie. Seorang anggota Polisi Militer yang tengah mengawal Febrie, langsung merangkul orang tersebut dan langsung membawanya keluar restoran. Satu orang lainnya melarikan diri. Berdasarkan hasil interogasi, pria yang tertangkap itu diketahui merupakan anggota Densus 88.
Febrie memang belakangan dikawal polisi militer TNI atas bantuan pengamanan dari Jaksa Agung Muda Bidang Militer lantaran Jampidsus sedang menangani kasus korupsi besar seperti kasus tambang. Apalagi penyidik Kejagung saat menggeledah di Bangka Belitung dalam menangani kasus timah juga mendapatkan intimidasi.
Polisi Militer memperketat pengamanan di Kejaksaan Agung usai Jampidsus Diintai Densus. Melalui media sosial Instagram, Pusat Polisi Militer TNI sempat menyatakan akan meningkatkan pengawasan di kompleks Kejaksaan Agung untuk memastikan keamanan dan ketertiban di lingkungan itu. Pengamanan di kantor Kejagung dipimpin oleh Letnan Satu Andri. Namun, postingan yang diunggah pada Sabtu, 25 Mei 2024 itu kini sudah tidak bisa diakses.
Saat ini, Kejaksaan Agung menjadi sorotan usai mengungkap kasus korupsi Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah yang bernilai Rp 271 triliun.
Tim Hukum Tempo
Pilihan editor: Kabar Duka, Politikus PKB Bambang Elf Meninggal Dunia