Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Suara tangis pecah silih berganti di salah satu rumah warga Desa Blambangan, Kecamatan Blambangan Pagar, Lampung Utara, Minggu pagi pekan lalu. Mereka yang menangis—kebanyakan ibu-ibu—bergantian memeluk tujuh pemuda yang turut meneteskan air mata. Puluhan tetangga pun ikut terharu. Para keluarga pria itu lega setelah berbulan-bulan tak bertemu. "Keluarga sangat cemas mendengar mereka telah dijadikan budak," kata Kepala Desa Blambangan Sobri Wirawan.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo