Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Brigadir Ridhal Ali Tomi atau Brigadir RAT, ditemukan meninggal dunia dalam sebuah mobil Toyota Alphard di sebuah rumah di Jalan Mampang Prapatan IV, Jakarta Selatan. Diduga, mengakhiri hidupnya dengan menggunakan senjata api tipe HM berkaliber 9 millimeter.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut pernyataan Ajun Komisaris Besar Bintoro, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Selatan, yang dikutip oleh Antara pada 27 April 2024, Brigadir RAT adalah seorang anggota Polri yang bertugas di Polresta Manado.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pernyataan ini dipertegas oleh Kabid Humas Polda Sulawesi Utara, Kombes Pol Michael Irwan Thamsil, Brigadir Ridhal Ali Tomi (RAT) telah bekerja sebagai ajudan, sopir, atau pengemudi untuk salah satu pengusaha di Jakarta sejak akhir 2021.
“Berdasarkan keterangan saksi-saksi yang telah diperiksa, dikonfirmasi bahwa Brigadir RAT telah menjadi ajudan atau sopir untuk pengusaha tersebut sejak akhir 2021,” ujar Michael.
Hasil pemeriksaan Propam Polda Sulut menunjukkan bahwa Brigadir RAT tidak memiliki izin resmi dari atasan atau pimpinan untuk bekerja di luar tugasnya sebagai anggota kepolisian.
"Yang bersangkutan tidak mempunyai izin atau tanpa sepengetahuan dari pimpinan atau kepala satuan kerja (kasatker) nya," katanya.
Meskipun Polda Sulawesi Utara telah mengkonfirmasi bahwa Brigadir Ridhal telah bekerja sebagai ajudan dan sopir untuk seorang pengusaha tambang di Jakarta sejak 2021, pernyataan yang berbeda disampaikan oleh pengusaha tersebut selaku pemilik rumah.
Indra Pratama, pemilik rumah di mana kejadian tragis Brigadir RA terjadi, mengklaim bahwa ia mengenal Brigadir Ridhal saat berada di Manado. Ketika diwawancara Antara di Jakarta pada Sabtu, 27 April 2024, Indra menyatakan, "Pertemuan kami terjadi dalam konteks urusan pekerjaan, meskipun saya tidak mengingat tahun pastinya."
Pemilik rumah, yang diketahui bernama Indra Pratama dan dikenal tetangga sebagai pengusaha tambang batu bara, mengatakan bahwa Brigadir Ridhal sudah ia anggap sebagai teman dan keluarga.
Ketika dimintai keterangan mengenai kehadiran Brigadir RAT di rumah tersebut, Indra hanya menjawab sekedar silaturahmi. “Brigadir RA telah mengunjungi rumahnya selama satu minggu dengan tujuan utama untuk bersilaturahmi, tanpa ada maksud atau tujuan lain yang lebih dari itu,” ujarnya.
Indra membantah apabila Brigadir RA bekerja kepada dirinya sebagai pengawal dan sopir. Indra membantah bahwa tidak benar jika Brigadir RA bekerja untuknya sebagai pengawal atau sopir. "Tidak ada, Jangan buat-buat opini sendiri," tegasnya.
Indra juga mengungkapkan bahwa dia tidak mengetahui motif di balik dugaan bunuh diri korban. "Tidak tahu, Saya tidak ada di lokasi. Saya berada di luar. Itu semua nanti bisa dibuktikan semua," ujarnya.
Polres Jakarta Selatan telah mengumumkan penutupan penyelidikan kasus kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi alias Brigadir RAT, dengan menyatakan bahwa penyebab kematiannya telah dipastikan sebagai bunuh diri. Meskipun demikian, masih ada pertanyaan yang belum terjawab sepenuhnya mengenai motif Brigadir RA datang ke Jakarta, bekerja untuk siapa, dan tindakan bunuh dirinya
Ketua Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Benny Mamoto mengatakan, bakal turun tangan menyelidiki latar belakang Brigadir RAT bunuh diri.
"Kami akan menyelidiki latar belakang bunuh dirinya dan mendorong keluarga agar diberikan penjelasan lengkap sehingga semua transparan," kata Benny dikonfirmasi Tempo, Senin, 29 April 2024.
Benny menyatakan bahwa masih ada ketidakjelasan terkait penugasan Brigadir RAT ke Jakarta yang belum diungkap kepada publik, termasuk kurangnya kejelasan dari Kepolisian Jakarta Selatan dalam mencari surat tugas personel tersebut.
SUKMA KANTHI NURANI I RACHEL FARADIBA REGAR | ADE RIDWAN YANDWIPUTRA
Pilihan Editor: Cerita Sepupu Saat Memkandikan Jenazah Brigadir RA