Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno menyoroti maraknya travel gelap usai kecelakaan beruntun di KM 58 Tol Cikampek, 8 April 2024. Dalam tabrakan beruntun itu, mobil Daihatsu Gran Max yang terbakar usai menabrak bus diduga dijadikan travel gelap dan mengangkut 12 orang.
Djoko mengatakan pemerintah harus menuntaskan akar masalah dari kecelakaan di jalan tol, dengan memberantas angkutan gelap atau travel gelap itu. Menurut Djoko, banyak travel gelap yang berasal dari Jawa Tengah, yakni Kabupaten Tegal, Brebes,Pemalang, Purbalingga, Wonosobo, Cilacap, Pekalongan, dan Batang. Selain di Jawa Tengah, travel gelap ini juga banyak beroperasi di Jawa Barat yaitu di Kuningan, Majalengka, Tasik, Garut, Ciamis, Subang, Karawang, dan Indramayu.
Mobil yang sering digunakan sebagai travel gelap adalah jenis minibus seperti Daihatsu Gran Max.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Total ada sekitar 1.000 wira-wiri karena kebutuhan,” kata Djoko saat dihubungi Tempo melalui sambungan telepon pada Ahad, 14 April 2024.
Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata itu menuturkan, banyak kecelakaan karena sopir mengantuk. Dalam kecelakaan di KM 58 Tol Cikampek, sopir Gran Max juga diduga mengantuk karena kelelahan bekerja selama 4 hari tanpa henti.
Masalah sopir mengantuk ini, bukan hanya terjadi saat mudik atau libur lebaran, melainkan juga kerap terjadi sehari-hari. Djoko mengatakan, angka kecelakaan yang disebabkan pengemudi mengantuk sangat besar, hingga 80 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Solusi dari Djoko adalah mewajibkan seluruh penumpang memakai sabuk keselamatan, sehingga jika terjadi kecelakaan tidak terpelanting keluar. Pembatasan kecepatan kendaraan juga harus diperhatikan maksimal 60 kilometer per jam.
Meski berbahaya, Ketua MTI itu mengatakan praktek travel gelap ini sulit dihentikan karena permintaan yang tinggi dan angkutan umum di desa sudah mulai hilang. Jika dilakukan razia, kata Djoko, akan menimbulkan kegaduhan atau komplain dari masyarakat, khususnya yang tinggal di desa, sebab transportasi umum di desa sudah hilang.
“Selama angkutan pedesaan kita buruk ya enggak bakal hilang angkutan hitam itu," ujarnya.
Menurut dia, langkah pemerintah memajukan angkutan antar kota seperti kereta api dan bus antar kota sudah bagus, namun pelayanan angkutan antar pedesaan mengalami kemunduran.
“Lima tahun ke depan kalau tidak dibereskan jangan mimpi Indonesia emas 2045,” ucap Djoko. Transportasi, kata Djoko adalah tulang punggung ekonomi dan kebutuhan dasar masyarakat.
Menhub Minta Polisi Razia Penyedia Jasa Travel Gelap
Jumat lalu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi telah meminta Polri untuk melakukan razia secara ketat terhadap menyedia jasa perjalanan non prosedural atau travel gelap. Razia itu untuk mengantisipasi kecelakaan lalu lintas seperti yang terjadi di KM 58 Tol Jakarta-Cikampek.
"Jadi saya minta, kepada Polri untuk melakukan law enforcement, agar bisa memberikan travel gelap tindakan dengan dirazia," kata Budi Karya di Tangerang, Banten, Jumat, 12 April 2024, seperti dikutip dari Antara.
Budi Karya minta kecelakaan yang menewaskan seluruh penumpang dan sopir travel gelap itu menjadi bahan evaluasi bagi seluruh dunia moda transportasi di Indonesia. Menhub minta pemerintah, Polri dan perusahaan jasa perjalanan untuk mengevaluasi dan meningkatkan keselamatan penumpang.
"Kemarin ada laka lantas, itu saya sampaikan travel gelap. Ada penumpang 12 orang, dia (sopir) berjalan empat hari berturut-turut tidak henti," katanya.
Budi mengatakan kendaraan minibus Gran Max yang terbakar tersebut diketahui merupakan jasa travel gelap. Hal itu dipastikan berdasarkan investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
Kecelakaan itu diduga dipicu oleh sopir yang kelelahan sopir karena mengemudikan mobil selama empat kali perjalanan. Kapasitas kendaraan itu juga tidak mencukupi jumlah penumpang.
Menhub mengimbau pemudik yang menggunakan jasa travel agar mencari agen yang resmi untuk menjaga keselamatan selama perjalanan. "Jadi para pemudik jangan memaksakan untuk melakukan kegiatan pakai travel gelap, kalau kemudian diketahui jangan salahkan untuk dilakukan pemutaran balik oleh petugas. Penumpang juga agar bisa memilih-milih kondisi kendaraan," kata dia.
KNKT telah mengungkapkan, mobil Gran Max penyebab kecelakaan beruntun di Tol Jakarta-Cikampek KM 58 adalah travel tidak resmi.
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono dalam keterangan resminya, pada Kamis lalu menyampaikan bahwa salah satu penyebab kecelakaan di KM 58 Tol Cikampek itu karena sopir Gran Max bekerja melebihi waktu kerja yang telah ditetapkan.
"Jika kita mengemudi dalam keadaan kurang istirahat yang baik, maka pengemudi akan berkurang kemampuannya untuk berkonsentrasi dalam mengemudikan kendaraan. Dalam situasi seperti ini pengemudi akan sangat mudah mengalami microsleep," kata dia.
Pilihan Editor: Sebut Bentrok Brimob vs TNI AL di Sorong Sudah Selesai, Ini Perintah Kapolda Papua Barat untuk Anggota Polri