Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kriminal

Masih Jadi Misteri bagi Polisi: Mengapa Dua Balita Ikut Dibunuh dalam Serial Killer Wowon dan Duloh?

Polisi masih mendalami adanya dua balita yang ikut menjadi korban dalam serial killer pembunuhan berantai Wowon dan Duloh.

21 Januari 2023 | 05.58 WIB

Wowon Erawan alian Aki, tersangka pembunuhan berantai yang ditangkap Polda Metro Jaya di Bekasi dan Cianjur. Sumber: Istimewa
Perbesar
Wowon Erawan alian Aki, tersangka pembunuhan berantai yang ditangkap Polda Metro Jaya di Bekasi dan Cianjur. Sumber: Istimewa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pelaku pembunuhan berantai di Kota Bekasi, Cianjur, dan Garut, ikut membunuh seorang anak-anak. Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Hengki Haryadi mengatakan pihaknya masih menelusuri motif dari kejahatan Wowon dan Duloh.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Modus kejahatan kasus ini adalah penipuan berkedok dukun yang bisa menambah harta kekayaan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kalau penipuan, mengapa harus ada anak dua tahun dibunuh, mengapa harus ada anak 5 lima diracun. Itu skenario sudah tergambar semua dari metode penyelidikan kami," ujarnya di Polda Metro Jaya, Kamis, 19 Januari 2023.

Dua balita turut jadi korban pembunuhan berantai

Pelaku diketahui bernama Wowon Erawan alias Aki, Solihin alias Duloh, M. Dede Solihudin. Dua anak-anak yang menjadi korban mereka adalah Neng Ayu Sulistyowati (perempuan umur lima tahun) dan Bayu (laki-laki berusia dua tahun).

Ayu sekarat setelah meminum kopi beracun pestisida di rumah kontrakan di Bantargebang, Kota Bekasi. Kemudian ada tiga orang tewas dalam rumah yang sama adalah Ai Maemunah (40 tahun), Ridwan Abdul Muiz (23 tahun), dan M. Riswandi (17 tahun).

Ayu selamat bersama dengan Dede yang ikut minum kopi beracun. Tersangka itu sengaja meminum karena mengikuti skenario pembunuhannya.

Untuk jasad Bayu ditemukan hanya menyisakan kerangkanya saja. "Kalau Bayu yang usia dua tahun ini kita temukan kerangka dan sepatu, menurut pengakuan tersangka baru tiga bulan. Nanti forensik yang akan menentukan," tutur Hengki Haryadi.

Jasad anak itu ditemukan dalam sebuah lubang di rumah Solihin. Kemudian ada satu lubang menyisakan kerangka yang diduga atas nama Noneng dan Wiwin.

Lalu ada lubang lain yang diduga berisi korban bernama Farida, ada satu korban lagi yang masih dicari polisi. Selain di Cianjur, ternyata pelaku membunuh satu korban dan membuangnya di laut, jasadnya pun sudah ditemukan.

Korban Wowon Serial Killer masih satu keluarga

Dari sembilan orang korban ini, mereka di antaranya adalah anggota keluarga Wowon yang melakukan aksi serial killer. Tiga pelaku juga mengincar Tenaga Kerja Wanita atau TKW dengan iming-iming modus kejahatan yang sama.

Tersangka atas nama Dede diduga menghimpun uang hasi penipuan dari TKW yang sudah jadi target. "Para saksi dijanjikan saat kembali ke Indonesia akan memperoleh rumah bagus, dan lain sebagainya, ada penggandaan uang," kata Hengki.

M. Faiz Zaki

Menjadi wartawan di Tempo sejak 2022. Lulus dari Program Studi Antropologi Universitas Airlangga Surabaya. Biasa meliput isu hukum dan kriminal.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus