Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hukum

Misteri kamar 236

Kebakaran di kamar 236 hotel bali beach di bali menimbulkan kerugian. kamar tersebut milik general manager hotel, orang amerika. ia sering memasukkan barang ke kamar tanpa prosedur bea cukai. (krim)

19 Juni 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TIBA-TIBA hari Jumat siang 21 Mei itu terjadi kepanikan yang memuncak di lobby Hotel Bali Beach di pantai Sanur Bali. Petugas keamanan hotel berlari-lari menuju tingkat dua, sementara di pintu masuk lobby di bawah agak dijaga ketat. Apa yang terjadi? Di tingkat dua, persis di muka kamar nomor 236, sebuah bar pribadi terbakar hangus. Bar itu seluas lebih kurang 2,5 x 3 meter berbentuk rumah Bali asli, dari bambu dan beratap ilalang. Api dengan mudah dipadamkan oleh petugas keamanan hotel dengan alat-alat mutakhir yang disemprotkan, namun telepon cepat pula berdering di kantor Barisan Pemadam Kebakaran Denpasar. Begitu Pemadam Kebakaran datang, api memang telah padam, tidak sempat merembet ke kamar lainnya, atau menghanguskan satu dari hotel terbesar yang gemerlapan itu. Namun agaknya, api bijaksana benar yang dilalapnya habis cuma bar pribadi itu, milik General Manager Hotel Bali Beach, Gerald R. Johnston, warganegara Amerika. Kejadian ini, walau berlangsung singkat dan cepat, sempat pula rnenarik perhatian. Terutama para penegak hukum, seperti Kejaksaan, Kepolisian dan juga wartawan yang sejak seminggu sebelumnya "mengamati" HBB di bagian yang terbakar itu. Fihak kepolisian yang segera memeriksa -- sementara para wartawan yang numplek di HBB dilarang masuk -- tidak menemukan hal-hal yang mencurigakan sebagai akibat dari api itu. Tetapi Resident Manager HBB, Hartono Sidik sempat membuka mulut pada wartawan "kebakaran ini bukan karena gangguan aliran listrik (korsluiting)". Lalu karena apa, sukar diperoleh keterangan. Dan baru 24 Mei kemudian, Kepolisian Komres 1501 Badung memeriksa lebih teliti. Hasilnya seperti yang diungkapkan drs Untung Hayono, Wadanres Komres Badung kepada Bali Post hanya "diperkirakan karena puntung rokok. Sebab lain belum diketemukan". Kebakaran kecil yang cuma menelan kerugian Rp 300 ribu itu sesungguhnya tidak akan mengagetkan benar, kalau saja tidak terjadi di muka kamar 236, di bar pribadi General Manager HBB, yang justru saat itu masih dalam pengawasan pihak Kejaksaan. Lagi pula di saat adanya api itu, seluruh penghuni bar dan kamar tidak ada di tempat semua di luar negeri. Dan saat kebakaran, justru ketika koran yang terbit di Denpasar giat memberitakan terjadi "kasus yang misterius di HBB yang menyangkut GM HBB serta nyonya" dan sehari setelah Kompas mengutip cerita tersebut. Akhirnya beralasan kalau masyarakat tidak puas bahwa kebakaran hanya disebabkan puntung rokok. Kecurigaan yang sudah menjelma di hotel mewah itu menjadi kian memuncak. Kasus apa yang mendahului peristiwa kebakaran itu? Kisahnya amat panjang dan dari keterangan beberapa sumber yang ada di HBB peristiwanya bisa dituturkan sebagai berikut. Tersebutlah seorang penyanyi tenar berkebangsaan Amerika yang bernama Brandon Hanlon. Sang penyanyi ini biasa menyanyi di kapal pariwisata Rasa Sayang dan kalau kapal pesiar itu singgah di pelabuhan Bali Benoa atau Padang Bali sang penyanyi menarik suara di HBB, diiringi Band Aneka Nada dari Surabaya. Ini sudah terjadi sejak lama, dan sudah sering kali memang kapal pesiar itu singgah di Bali. Tapi kedatangan Brandon Hanlon 24 Januari dan 20 Maret tahun ini di luar kebiasaan yang berlaku. Begitu kapal pesiar itu berlabuh di Benoa, sang penyanyi dijemput oleh Nyonya Johnston memakai jet boat milik hotel, dari kapal langsung ke pantai Sanur, tanpa melewati fihak Bea Cukai. Kejadian yang agak aneh ini mengkhawatirkan Recreation Manager (RM) HBB yang bertanggungjawab terhadap jet boat . Juga fihak keamanan hotel sedikit tidak enak, seperti ada apaapanya. RM konon sudah melaporkan peristiwa itu pada General Manager (GM), atasannya. Sumber berdekatan mengatakan pada Putu Setia dari TEMPO, Johnston tidak mengambil tindakan apa-apa. Lalu tibalah kejadian yang terakhir, di bulan April. Sang penyanyi, dijemput lagi oleh nyonya GM di atas kapal yang sedang nongkrong di Benoa. Dengan jet boat penyanyi jangkung serta barangnya (dengan koper) diboyong ke HBB lewat laut. Entah karena tergesa-gesa atau kusu atau "ada apa-apanya", jet boat berlabuh di pasir HBB mesinnya lupa dimatikan. Begitu sang penyanyi turun menenteng koper, perahu motor itu melonjak. Si penyanyi kaget, koper jatuh menimpa kemudi. Tentu saja RM yang bertanggung jawab terhadap perahu ini merasa perlu lagi melaporkan kepada GM HBB perihal rusaknya alat pelayar itu. Celakanya, begitu bawahan ini melapor, sang GM seperti disebutkan sumber TEMPO -- malah membentak bawahannya, sebagai "tidak punya inisiatif". RM yang sial ini tambah malang lagi. Selang beberapa hari kemudian ia dimutasikan. Dari jabatan cukupan RM kini "diturunkan" menjadi Employees Activities Coordinator alias koordinator Kegiatan Karyawan. Sakit Hati Sampai di sini, sumber TEMPO di HBB tidak melanjutkan kisah itu lagi. Tapi sumber lain yang juga karyawan HBB menyebut, adalah wajar saja kalau pejabat yang dimutasikan tanpa alasan yang meyakinkan itu merasa sakit hati dan berhak mengajukan protes langsung ke PT Hotel Indonesia Internasional di Jakarta. "Keadilan harus ditegakkan di hotel ini. Hotel ini milik rakyat Indonesia, bukan orang asing", begitu kata beberapa karyawan, yang juga memegang jabatan cukup tinggi di HBB. Entah betul seperti yang diduga sumber TEMPO itu, tapi memang ada laporan ke PT HII, yang datang dari utusan PT HII ke HBB yaitu Pieter ioeharjo, Vice Presilent Operations & Marketing PT HII. Utusan dari Jakarta ini setelah menemui beberapa fihak di IIBB terbang lagi ke pusat. Entah apa yang dapat diperbuatnya, tiba-tiba Brandon Hanlon sang penyanyi Amerika yang kapalnya sedang berlabuh di Padangbai itu, diminta keterangannya oleh fihak berwajib di Denpasar. Untuk beberapa saat dan setelah cukup dikorek keterangannya, penyanyi itu pergi lagi bersama kapal Rasa Sayang meninggalkan Bali. Ketegangan mulai nampak, karena fihak Kejaksaan memeriksa HBB. sayang GM HBB tidak ada karena mengikuti delegasi PATA ke Hawai. Dan isterinya? Sejak rusaknya kemudi perahu HBB itu, nyonya ini terbang ke luar negeri, konon ke Manila. Kejaksaan Negeri Denpasar setelah memeriksa kamar 236 itu, merasa perlu akhirnya mengambil tindakan,mengawasi ruangan itu berikut barangnya. Maka mulailah peristiwa itu diramaikan koran yang terbit di Denpasar. Suara Macam-Macam Barang apa yang ada di kamar GM HBB itu? Tidak ada keterangan yang resmi. Fihak Kejaksaan Negeri Denpasar juga tidak menjelaskan, karena peroalan ini masih menunggu datangnya Mr. Johnston dari Hawaii. Rupanya sang penguasa HBB ini lama betul di luar negeri, sampai sempat bar pribadinya ludes terbakar. Akhirnya Johnston datang juga ke Bali, sendirian tanpa isteri, 25 Mei lalu. Sejak itu pemeriksaan dilakukan lebih teliti oleh Kejaksaan, tentu saja terhadap barang yang menjadi sisa dari api yang misterius itu. Apa hasilnya? Tak ada pejabat di hotel megah itu yang suka buka mulut. Bekas RM yang disebut-sebut sebagai biang kerok terbongkarnya kemelut itu, yang ditemui TEMPO tidak banyak berkomentar. "Semuanya sudah saya jelaskan kepada Kejaksaan", kata I Nyoman Kantor yang kini menduduki jabatan barunya sebagai Employees Activities Coordinator Nyoman Kantor tidak membenarkan dan juga idak membantah suara-suara yang menyebut, karena ia maka kasus ini terbongkar. "Pokoknya datang saja ke Kejaksaan. Ketika saya dipanggil, semua keterangan saya beberkan", ujar Nyoman Kantor mengelak. Kepala Kejaksaan Negeri Denpasar R. Djokomoelyo SH yang ditemui TEMPO Kamis pekan lalu juga tak sudi memberi keterangan. "Kalau menanyakan kasus HBB, tanyakanlah sekarang ke Kejaksaan Tinggi", kata Djokomoelyo. Tapi bukankah Kejaksaan Negeri Denpasar yang menangani dan memeriksa kasus itu? --Memang, tapi untuk kali ini keterangan buat wartawan hanya diberikan oleh Kejaksaan Tinggi", jawab Djokomoelyo. Rupanya hasil pemeriksaan itu mulai agak sukar untuk diketahui oleh umum, sementara suara-suara orang luar macam-macam. Misalnya Kompas dalam pemberitaannya mengimbuhi kata "ganja". Satu-satunya sumber yang bikin terang persoalan misteri di HBB ini sudah jelas, yakni Kejaksaan Tinggi Bali. Tapi Asisten I Bidang Intel Kejati Bali Gultom SH yang ditemui wartawan Jumat pekan lalu, juga tak menjawab persoalan. Katanya, fihak Kejati akan mengeluarkan keterangan resmi dalam waktu dekat tentang kasus itu. Didesak oleh wartawan, Gultom bilang: "Saya tak menyebutkan apakah persoalan itu dalam proses atau apa. Kami belum terima laporan". Gultom juga mengatakan wajar kalau hal itu menjadi tanda tanya umum, dan tentang tertutupnya keterangan mengenai kasus yang satu ini dikatakan pula sebagai masalah yang biasa. Ketika wartawan mulai cerewet Gultom menutup keterangannya dengan: "Anggapan terserah you, apa Kejaksaan dianggap serius atau bagaimana" Memang agak rumit juga mengetahui kasus ini, semuanya serba misterius. Sama rumit dan misteriusnya mencari, siapa yang sebenarnya mengedarkan ganja di pulau pariwisata ini. Koran-koran hampir rutin saja memberitakan turis yang dihukum karena mengisap ganja, beredarnya barang-barang terlarang itu di Kuta, Sanur, dan lain-lainnya, tapi tak ada yang berhasil mengungkapkan, di mana sesungguhnya sang turis membeli ganja, siapa yang mengedarkan. Kembali tentang kasus di hotel megah HBB ini, pada akhirnya para wartawan pula yang kena getah, dianggap "membantu saingan-saingan HBB untuk menjatuhkan HBB, dengan membesar-besarkan persoalan pribadi Johnston itu",

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus