Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto menjelaskan perpanjangan Operasi Tinombala di Poso, Sulawesi Tengah selama enam bulan merupakan permintaan dari Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Karena kelompok Mujahidin Indonesia Timur kan ada beberapa orang lagi yang belum tertangkap. Kepalanya masih ada,” kata Setyo saat ditemui di Markas Besar Polri, Jakarta Selatan pada Kamis, 26 April 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Satuan Tugas Tinombala awalnya dibentuk untuk melumpuhkan dan menangkap jaringan teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang dipimpin Santoso. Adapun Santoso telah tewas setelah baku tembak dengan satgas pada 18 Juli lalu. Setelah kematian Santoso, anak buahnya berturut-turut turun gunung.
Kekuatan mereka pun diduga semakin lemah. Ada yang menyerahkan diri, ada yang ditangkap karena kelelahan atau tewas. Tersisa 11 orang termasuk Ali Kalora, yang disebut-sebut memiliki tingkat kekuatan ketiga setelah Santoso dan Basri.
Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian sebelumnya mengatakan belum mencabut Operasi Tinombala. Sebab, kata dia, operasi itu dilakukan untuk menangkap sekitar 10 orang yang tersisa dari kelompok Mujahidin Indonesia Timur.
Setyo mengatakan Mabes Polri akan mem-back up operasi itu dan pengendalian operasi perburuan teroris di Poso itu diserahkan kepada Polda Sulawesi Tengah. “Antara enam sampai tujuh orang masih berada di hutan dan belum ketangkap, masih dikejar,” kata dia.