Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Hukum

Partai Demokrat: #JanganDiam untuk Dukung Kebebasan Berekspresi

Menurut Partai Demokrat, melalui #JanganDiam, Presiden RI keenam, SBY, meminta agar ketidakadilan tidak dibiarkan.

29 Mei 2018 | 14.23 WIB

SBY dan Ani Yudhoyono mengenakan kaus bertuliskan #JanganDiam. Twitter.com
Perbesar
SBY dan Ani Yudhoyono mengenakan kaus bertuliskan #JanganDiam. Twitter.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Divisi Komunikasi Publik Partai Demokrat Imelda Sari mengatakan kaus bertulisan #JanganDiam yang dikenakan ketua umum partainya, Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY, punya pesan moral untuk demokrasi di Indonesia. Menurut dia, tagar itu untuk membuka kebebasan bersuara masyarakat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

“Jika ada persoalan yang dianggap penting, krusial, dan memang harus dikritisi, harus dikritik untuk kebaikan negeri ini,” katanya saat dihubungi Tempo, Selasa, 29 Mei 2018. Namun, jika bagus harus diapresiasi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Foto SBY dan istrinya Ani Yudhoyono mengenakan kaus hitam bertulisan #JanganDiam di belakangnya itu viral di media sosial. SBY dan Ani mengenakan baju itu saat menyaksikan laga final Liga Champions antara Liverpool dan Real Madrid.

Imelda mengatakan melalui tagar itu, SBY ingin berpesan bahwa suasana demokrasi harus dijaga, bukan dibungkam. “Falsafah Ketum (Ketua Umum Demokrat) dengarkan rakyat, memberikan aspirasi, dan Pemimpin harus mencari solusi,” ujarnya.

Presiden RI keenam itu, kata Imelda, meminta agar ketidakadilan tidak dibiarkan. Jika itu terjadi, kesewenang-wenangan akan muncul. “Jika orang-orang baik diam, maka orang jahat akan menang. Itu maknanya,” ucapnya.

Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan menuturkan #JanganDiam di kaus hitam ketua umumnya itu terinspirasi kata-kata mutiara seorang jenderal. “Jenderal itu mengatakan, ‘Jika kita hanya selalu diam, maka tidak akan terjadi perbaikan’,” tuturnya saat dihubungi Tempo, Selasa, 29 Mei 2018. Sayang, ia lupa nama jenderal dari Amerika Serikat itu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus