Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hukum

Main Culik Pedagang Baju Bandung

Pedagang pakaian di Bandung mengaku korban penculikan dan penganiayaan oleh sekelompok anggota ormas. Motif masih sumir.

14 Maret 2024 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Rizki Nur Fauzi mengaku menjadi korban penculikan dan penganiayaan anggota ormas.

  • Hingga saat ini polisi belum menetapkan tersangka.

  • Keluarga berharap pelaku segera ditangkap dan diadili.

BANDUNG – Bekas luka masih terlihat di tubuh Rizki Nur Fauzi. Meski sudah memasuki fase penyembuhan, pemuda 25 tahun itu masih merasakan sakit di beberapa bagian. Tiga giginya juga tanggal.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Rizki mengaku menjadi korban penculikan dan penganiayaan pada 16 Desember 2023. Ketika itu, Rizki tengah menjaga kios pakaiannya di Pasar Cimol Gedebage, Kota Bandung. Sekitar pukul 13.00 WIB, muncul sekelompok lelaki yang tidak dikenal. Seorang di antaranya menunjukkan sebuah foto di layar telepon seluler. “Itu foto saya,” kata Rizki ketika ditemui di kediamannya di Cisaranten, Kecamatan Arcamanik, Kota Bandung, kemarin, 13 Maret 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Rizki tidak tahu dari mana orang-orang itu mendapatkan fotonya. Dia juga tidak paham tujuan mereka mencarinya. "Mereka bawa senjata tajam dan satu yang membawa senjata mirip pistol," kata Rizki. Karena itulah, ia menduga orang-orang itu adalah aparat penegak hukum.

Kedatangan orang-orang tak dikenal itu ke toko Rizki tersebut menarik perhatian pedagang-pedagang lain. Ada beberapa yang memberanikan diri untuk bertanya, tapi tak digubris oleh orang-orang itu. Rizki juga tidak memberi perlawanan ketika akhirnya digelandang meninggalkan pasar.

Halaman depan Pasar Cimol Gedebage di Kota Bandung, 13 Maret 2024. TEMPO/M. Faiz Zaki

Rafi, pedagang di Pasar Cimol Gedebage, ikut menyaksikan ketika Rizki dibawa pergi menggunakan sepeda motor. Ia tidak tahu persis berapa banyak orang yang membawa Rizki. “Sepertinya belasan,” katanya. “Ada yang pakai baju hitam, badannya tegap.”

Rizki memperkirakan kelompok yang menculiknya itu berjumlah 19 orang. Semuanya menggunakan sepeda motor. Namun, setelah beberapa saat meninggalkan Pasar Cimol Gedebage, kelompok itu berhenti. Ia diturunkan dari sepeda motor, lalu dipindahkan ke sebuah mobil. Di kendaraan itu sudah ada enam orang yang menunggu.

Di sepanjang perjalanan, mereka mengajukan pertanyaan dengan nada marah. Ia mengklaim tak paham maksud dan tujuan mereka. “Kamu ngapain adik saya?” ucap Rizki, menirukan pertanyaan yang diajukan orang-orang itu. Belum sempat Rizki menjawab, badannya dipukul dengan tangan kosong. “Saya benar-benar tidak tahu masalah apa yang ditanyakan mereka.”
 
Setelah menempuh perjalanan sejauh 5 kilometer, mobil itu berhenti di rumah nomor 580 yang berada di Jalan Soekarno-Hatta, Kecamatan Buahbatu. Rizki diturunkan dan dimasukkan ke sebuah ruangan. Tubuhnya dikalungi ban bekas. Tangannya diikat menggunakan lakban dengan posisi melipat ke dada. Sedangkan kaki, mata, dan mulut juga dilakban. Pukulan bertubi-tubi mendarat di tubuhnya. Ada juga yang menyundut kening Rizki dengan rokok. “Saat itu saya rasakan sakit, ngilu, nyeri, dan seperti disetrum,” ujar Rizki.

Tidak kuat menahan siksaan, Rizki pingsan. Dia kembali sadar setelah disiram air. Dalam kondisi setengah sadar, Rizki melihat ada seorang laki-laki yang mengalami nasib serupa dengannya. Dia tidak mengenal laki-laki itu. “Mereka menanyakan pertanyaan yang sama, 'Kamu apakan anakku?' atau 'Kamu apakan adikku?',” kata Rizki, menirukan ucapan pelaku.

Rizki tidak ingat peristiwa selanjutnya karena dia kembali semaput. Ketika siuman, dia sudah berada di Unit Kejahatan dan Kekerasan Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Bandung.

Pada saat yang sama, keluarga mencari keberadaan Rizki setelah mendapat kabar dari pedagang pasar. Mereka segera mendatangi Polrestabes Bandung. Namun, setibanya di sana, ternyata Rizki sudah dibawa oleh polisi ke Rumah Sakit Umum Bungsu. Citra Nur Rachmat, kakak ipar Rizki, mengatakan, di rumah sakit itu, adik iparnya hanya menjalani visum et repertum. Selanjutnya Rizki dipindahkan ke Rumah Sakit Santosa untuk dirawat. “Dia mengalami koma,” kata Citra.

Menurut Citra, di kantor polisi, ada seorang korban laki-laki yang mengalami nasib serupa dengan Rizki. Diduga pelakunya adalah kelompok yang sama. Korban tersebut belakangan diketahui bernama Muchamad Ikhsan Ramdan.

Keesokan harinya, keluarga mendapat kabar bahwa Rizki telah dilaporkan ke Polrestabes Bandung atas dugaan pencabulan terhadap anak di apartemen The Suites Metro Bandung. Keluarga pun meminta konfirmasi soal tuduhan itu kepada Rizki ketika dia sudah sadar dari koma. Rizki membantah tuduhan tersebut. “Kami lalu ke apartemen untuk cek kamera CCTV-nya,” ucap Citra.

Sebelum Rizki Diculik

Rizki memiliki teman dekat yang tinggal di apartemen The Suites Metro Bandung bernama Kezia Linda Efraim. Sehari sebelum Rizki diculik, ia mengunjungi temannya yang tinggal di tower A lantai 16. Dalam rekaman kamera CCTV terlihat Rizki datang mengenakan kaus lengan pendek.

Pada 16 Desember 2023, sekitar pukul 10.00 WIB, sekelompok pria mendatangi Kezia di apartemen. Salah seorang di antaranya menyodorkan layar ponsel dan memperlihatkan foto seorang laki-laki. Pria itu lantas bertanya, "Apakah lelaki itu pacar Kezia?" Dengan spontan Kezia menyatakan bukan. Dia lantas membuka layar ponselnya dan memperlihatkan foto Rizki. “Saya bilang, "Ini pacar saya," kata Kezia.

Tanpa meminta izin lagi, salah satu dari mereka kemudian memotret foto Rizki yang terdapat di ponsel Kezia. Orang itu kemudian bertanya tempat Rizki bekerja. Karena merasa terintimidasi, Kezia mengatakan Rizki berdagang pakaian di Pasar Cimol Gedebage. Setelah menyampaikan informasi itu, beberapa orang di antara mereka pergi, sementara sisanya menahan Kezia agar tetap tinggal di unit apartemennya.

Beberapa jam kemudian, orang-orang itu membawa Kezia ke sebuah rumah di Jalan Soekarno-Hatta. Di sana ia bertemu dengan Rizki yang sepertinya sudah tidak sadarkan diri. “Saya lihat mulut Rizki sudah berdarah,” kata Kezia. Ia sempat ingin merekam situasi di tempat itu menggunakan ponselnya. Namun satu orang merebut dan mengambil ponsel Kezia itu. Tidak berapa lama, orang-orang itu mengantar Kezia kembali ke apartemen The Suites Metro Bandung.

Di unit apartemen, Kezia hanya bisa berdiam diri karena dijaga oleh anggota kelompok itu. Pada malam hari dia dibawa ke Polrestabes Bandung dan melihat Rizki sudah di sana. Saat itu kondisi Rizki sudah tidak sadar. Dia ikut mengantar Rizki ke rumah sakit untuk mendapat perawatan.

Beberapa Hari Setelah Penculikan

Rizki siuman dari komanya setelah hampir dua pekan dirawat di rumah sakit. Pelan-pelan keluarga mulai menanyakan kejadian yang menimpanya. Rizki masih belum memahami duduk persoalan yang membuatnya diculik dan disiksa. Dia hanya mengingat situasi rumah yang menjadi tempat penyiksaan. Kemudian keluarga membantu ingatan Rizki dengan menunjukkan lokasi menggunakan aplikasi Google Maps.

Citra Nur Rachmat mengatakan, awalnya di Google Maps terdapat foto-foto kegiatan sebuah organisasi masyarakat (ormas) di rumah itu. Namun, setelah kasus penculikan dan penganiayaan terhadap Rizki menjadi viral, foto-foto itu lenyap. “Bahkan saat ini cat rumah itu telah diganti dari putih menjadi abu-abu,” kata Citra.

Namun, sebelum foto-foto itu hilang, keluarga Rizki sempat mengarsipkannya. Pada salah satu foto terlihat anggota ormas sedang bergaya di depan kamera. Rizki mengenali tiga orang yang berada di foto tersebut. Begitu juga dengan Kezia. Dia mengenali beberapa orang di foto itu. Mereka adalah orang-orang yang mendatangi unit apartemennya. “Saya ingat ada empat orang dari foto itu,” ujar Kezia.

Halaman depan rumah di Jalan Soekarno-Hatta Nomor 580, Kecamatan Buahbatu, Kota Bandung. Istimewa

Soal CCTV yang menjadi persoalan, kata Citra, keluarga telah meminta konfirmasi kepada resepsionis apartemen. Bahwa kelompok yang datang itu juga memeriksa rekaman CCTV ketika Rizki dan Kezia tengah berada di tower A. Lalu ada seorang laki-laki berkacamata dan anak perempuan berambut panjang menenteng sebuah tas keresek bening naik ke lantai 18 di tower B.

Satu jam kemudian, hanya laki-laki berkacamata yang keluar dari tower B. Sedangkan anak perempuan itu ditinggal di dalam unit apartemen. Citra menduga laki-laki berkacamata itulah yang sebenarnya dicari oleh kelompok tersebut. Namun Rizki yang tidak tahu apa-apa justru menjadi sasaran. “Postur tubuhnya saja beda, pakaian tidak sama, dan Rizki berada di tower A,” kata Citra.

Dengan bukti-bukti itu, keluarga telah membuat laporan ke Polresta Kota Bandung pada 21 Desember 2023 tentang penculikan dan penganiayaan terhadap Rizki. Namun sudah lebih dari dua bulan polisi belum juga menetapkan tersangka meski bukti-bukti yang diberikan dinilai sudah cukup kuat.

Trauma dan Harapan

Rizki masih merasakan sakit di belakang kepala dan mata. Penglihatannya juga menjadi kabur akibat luka pada matanya itu. Ia juga belum berani ke luar rumah karena merasa trauma bila berada di keramaian. “Sampai sekarang saya bertanya-tanya, kenapa jadi sasaran mereka?” ucap Rizki.

Dedin Suryadin, kakak Rizki, turut menyesalkan kejadian yang menimpa adiknya. Dia ingin polisi segera memproses kasus dan menangkap para pelaku. “Sebenarnya mudah buat polisi untuk cari pelakunya,” kata Dedin.

Dedin juga lantang bersuara di media sosial untuk memperjuangkan keadilan bagi Rizki. Termasuk menghadapi berbagai tudingan miring terhadap adiknya.

Rianto Junianto, pengacara Rizki, mengatakan kasus ini sudah naik ke tahap penyidikan pada 7 Maret 2024. Informasi itu dikirim melalui surat pemberitahuan perkembangan hasil penyidikan (SP2HP) dari Polresta Bandung serta surat perintah dimulainya penyidikan yang ditujukan ke Kejaksaan Negeri Bandung.

Para pelaku yang terlibat dalam penculikan dan penganiayaan terhadap Rizki, kata Rianto, dapat dijerat menggunakan Pasal 170 juncto Pasal 333 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. “Kami yakin dalam waktu dekat akan ada perkembangan,” kata Rianto.

Kepala Unit Kejahatan dan Kekerasan Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Bandung Inspektur Polisi Dua Adrian Vico Januar mengatakan, kasus ini sedang dalam proses penanganan oleh timnya. Polisi masih mengupayakan meminta keterangan terhadap orang-orang yang mengetahui kasus tersebut. "Intinya kasus sudah naik penyidikan," kata Vico saat ditemui di Polrestabes Bandung pada Kamis siang, 14 Maret 2024.

Sementara menurut Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyelidikan yang diperoleh Tempo menyebutkan kasus penganiayaan ini naik ke tingkat penyidikan pada 7 Maret 2024. Ada juga Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan yang ditujukan kepada Kejaksaan Negeri Bandung pada tanggal yang sama.

M. FAIZ ZAKI

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus