Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai kasus kekerasan terhadap sejumlah tokoh agama yang belakangan terjadi tak ada kaitannya dengan kepentingan politik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Saya kira enggak. Siapa sih yang ingin berpolitik dengan membuat perpecahan," kata Jusuf Kalla di kantor wakil presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta pada Selasa, 13 Februari 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Jusuf Kalla meyakini peristiwa tersebut tak terkait politik lantaran salah satu penganiayaan yang dialami Umar Basri, tokoh Nahdlatul Ulama dan pengasuh Pesantren Al-Hidayah Cicalengka, Bandung, Jawa Barat, dilakukan oleh orang yang sakit jiwa.
Adapun penganiayaan yang dialami Romo Edmund Prier dan sejumlah jemaatnya di Gereja St Lidwina Sleman, Jusuf Kalla menduga pelakunya mengalami keresahan dalam jiwanya. "Ada ajaran yang masuk dalam pikirannya, kita tidak tahu. Biar polisi nanti menjelaskan," ujarnya.
Dari sejumlah peristiwa kekerasan pada tokoh agama yang terjadi, Jusuf Kalla pun mengimbau agar mereka lebih berhati-hati. "Apalagi pemuka agama harus lebih adem berbicara memberikan dakwahnya atau khutbahnya," kata dia.
Tindak kekerasan terhadap tokoh agama marak terjadi belakangan ini. Sejak awal tahun, tercatat setidaknya empat kasus penyerangan. Selain dialami Umar Basri dan Romo Edmund Prier, kekerasan terjadi pada Komandan Brigade PP PERSIS di Blok Sawah Kelurahan Cigondewah Kaler Kota Bandung, Jawa Barat pada 1 Februari 2018. Begitu juga dengan Biksu Mulyanto Nurhalim dan pengikutnya di Desa Caringin, Kecamatan Legok, Kabupaten Tangerang, Banten.