Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pasca teror penembakan yang terjadi di dua masjid di Selandia Baru pada Jumat lalu, Polri melakukan antisipasi aksi teror serupa. Upaya ini dilakukan terlebih menjelang pemilu 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Prinsipnya tidak ada celah untuk mereka, maksimal tidak ada kejadian seperti di Selandia Baru," ujar Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Mohammad Iqbal di Gelora Bung Karno, Jakarta Selatan pada Ahad, 17 Maret 2019.
"Apalagi ini menjelang hari-H pemilu. Jangan sampai ada kelompok yang ingin menggagalkan dengan modus menakuti-nakuti," kata Iqbal menambahkan.
Dia menyebut, seluruh jajaran kepolisian daerah telah proaktif melakukan pencegahan dini melalui kerja sama pengamanan dengan menggandeng ketua RT/RW, masyarakat, sampai petugas hansip. "Ketika kami melibatkan seluruh masyarakat, Insya Allah tertutup celahnya," ucap Iqbal.
Selain itu, kata Iqbal, tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri juga siap siaga melakukan upaya deteksi sel tidur. "Densus 88 sudah berpengalaman, mereka sudah tahu jaringan yang bangkit dan lain-lain. Itu kami lakukan bersama sama dengan BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme)," kata Iqbal.
Serangan teror di Selandia Baru terjadi di dua masjid di daerah Christchurch pada Jumat, 15 Maret 2019. Penembakan dilakukan saat jamaah melakukan salat Jumat. Sedikitnya 49 orang orang meninggal dalam peristiwa tersebut.