Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hukum

Terduga Teroris Tewas Minum Cairan, Polri Tunggu Hasil Labfor

Tim dokter forensik menemukan zat kimia berbahaya di dalam lambung terduga teroris Y alias Khodijah.

21 Maret 2019 | 16.19 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Polri hingga kini masih menunggu hasil laboratorium forensik perihal penyebab tewasnya terduga teroris Y alias Khodijah. Ia diduga bunuh diri dengan cara meminum cairan pembersih saat berada di rumah tahanan Polda Metro Jaya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Sedang tunggu hasil laboratorium forensik untuk mencocokkan temuan zat kimia di dalam perut dengan barang yang ada di lokasi kejadian. Identik engga," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo di kantornya, Jakarta Selatan, pada Kamis, 21 Maret 2019.

Khodijah tewas di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, pada 18 Maret 2019 lalu. Dia ditemukan lemas di ruang istirahat pemeriksaan di rutan Polda Metro Jaya dan sempat mendapatkan pertolongan pertama dari petugas jaga.

Namun, karena kondisinya tak membaik, Khodijah dirujuk ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. "Sempat ditolong oleh tim medis, ternyata tidak tertolong. Akhirnya meninggal dunia," ujar Dedi.

Tim dokter forensik menemukan zat kimia berbahaya di dalam lambung Khodijah. Dedi meyakini dia sengaja ingin mengakhiri hidupnya. Berdasarkan pemahaman kelompok teroris, kata Dedi, bunuh diri dalam rangka melawan aparat yang disebut sebagai toghut diyakini sebagai syahid yang dijamin masuk surga. 

"Yang bersangkutan memang bunuh diri karena mungkin memang tidak bisa melakukan perlawanan yang dalam (kepada aparat)," ucap Dedi. Lebih lanjut ia menuturkan, terduga teroris wanita biasanya memiliki militansi yang lebih tinggi. Mereka rela meninggalkan keluarga, mengorbankan harta, bahkan nyawanya untuk aksi yang mereka sebut sebagai jihad.

Khodijah ditangkap di Klaten, Jawa Tengah, pada 14 Maret 2019. Dia diduga terlibat dalam kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) pimpinan Husain alias Abu Hamzah yang dibekuk di Sibolga, Sumatera Utara.

Rencananya, ia akan ke Sibolga menemui Abu Hamzah untuk melakukan amaliyah atau aksi teror bersama dengan target aparat keamanan. Namun sebelum berangkat, terduga teroris itu lebih dulu ditangkap tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus