Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

hukum

Tiket Mahal Calon Bupati

22 Maret 2010 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ADE Sudirman kini lebih banyak tergeletak di tempat tidur. Penyakit gula membuat tubuh mantan Kepala Subbagian Administrasi dan Pembiayaan Perjalanan Dinas Biro Keuangan Kementerian Luar Negeri itu lunglai. ”Dia tak bisa pergi jauh dari kamarnya,” ujar Achmad Kholidin, kuasa hukumnya.

Kendati sakit dan dijerat kasus korupsi tiket diplomat, kemauan Ade menjadi orang nomor satu di Kabupaten Pandeglang tetap menyala. Ade sudah melamar ke sejumlah partai untuk terjun dalam pemilihan bupati di Provinsi Banten itu Agustus nanti. Di Partai Demokrat, misalnya, ia bersaing dengan enam bakal calon. ”Majunya dia ini atas permintaan kiai-kiai di Pandeglang” ujar Achmad. Ade juga mengincar Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Persatuan Pembangunan, dan Partai Golkar untuk kendaraannya ke kursi bupati.

Bukan kali ini saja Ade berlaga di pemilihan Bupati Pandeglang. Sebelumnya, September 2005, berpasangan dengan Humaidi Hasan, Ade maju ke pemilihan untuk periode 2005-2010. Saat itu, pasangan ini disokong Partai Amanat Nasional, Partai Bintang Reformasi, dan Partai Bulan Bintang. Tapi Dimyati Natakusumah-Erwan Kurtubi, dari Partai Persatuan Pembangunan yang menang.

Kendati bukan pejabat tinggi di Kementerian Luar Negeri, di tempat tinggalnya dan di Pandeglang Ade dikenal sebagai ”orang penting” di Departemen Luar Negeri. Menurut Achmad, Ade dekat dengan keluarga Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah. ”Pak Ade dianggap anak oleh bapaknya Atut,” kata Achmad. Dua orang anak Ade juga terjun ke dunia politik. Mereka terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Pandeglang dalam pemilihan legislatif tahun lalu.

Sumber Tempo menyebutkan Ade memiliki kekayaan berlimpah sebagai modal pemilihan bupati. ”Waktu nyalon bupati, dia habis Rp 2 miliar lebih,” kata sumber tokoh Pandeglang ini. Kekayaannya tersebar di berbagai tempat dalam bentuk rumah, bungalo, dan tempat pemancingan. Di Pandeglang, misalnya, ia memiliki rumah besar di jalan menuju Labuan. Rumah itu gampang dikenal karena sangat mencolok dibanding bangunan sekitarnya.

Menurut Achmad, semua kekayaan yang dimiliki Ade didapat jauh sebelum menjabat kepala subbagian di Kementerian Luar Negeri. ”Saya dapat membuktikan itu semua,” kata Achmad. Sehari-hari Ade kini tinggal di rumahnya yang luas di Bintaro. Ia juga memiliki rumah di Kompleks Deplu Cipadu, Tangerang. ”Dulu di samping rumahnya ada bengkel dan tempat cuci mobil,” kata Buchori Slamet, tetangga Ade di Kompleks Deplu. Menurut Buchori, Ade orang yang ramah. ”Saya sering ketemu,” ujar pensiunan ini.

Penghasilan Ade sebagai pejabat eselon IV di Kementerian Luar Negeri tak terlalu besar. Dalam sebulan, gaji yang dibawa pulang sekitar Rp 4 juta. Kendati demikian, ia kerap gonta-ganti mobil jika ke kantor. ”Dia selalu pakai mobil pribadi ke kantor,” kata bekas pegawai Kementerian Luar Negeri tersebut.

Achmad menjamin semua harta Ade bukan hasil korupsi, apalagi dari uang tiket yang kini diusut kejaksaan. Kekayaan Ade, ujar Achmad, berasal dari warisan orang tua. Sumber Tempo yang satu kampung dengan Ade mengakui ayah Ade sangat kaya.

Menurut Achmad, Inspektorat Jenderal Kementerian Luar Negeri meminta Ade mengganti duit tiket Rp 3,26 miliar. Untuk itu, Ade menjual rumahnya di Pandeglang Rp 2,5 miliar. ”Sisanya pinjam dari teman-temannya.”

Dengan menyandang status tersangka, tampaknya kans Ade meraih mimpi menjadi bupati kian tipis. Sementara calon lain kampanye, ia kini justru sibuk menyiapkan bukti untuk bisa lolos dari kasus korupsi tiket ini.

Sutarto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus