Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Staf Divisi Kampanye dan Jaringan LBH Yogyakarta, Dhanil Al Ghifary menjelaskan langkah yang saat ini akan ditempuh soal peristiwa kericuhan di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Dia mengatakan bahwa pihaknya masih fokus dengan keamanan warga.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Soal langkah hukum kita masih belum diskusikan secara mendalam karena fokus kita masih pada bagaimana warga hari ini mendapatkan rasa aman,” ujar dia saat dihubungi pada Kamis, 10 Februari 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Peristiwa itu berawal dari penolakan warga Desa Wadas mengenai pengukuran lahan rencana penambangan untuk Bendungan Bener, yang dilakukan Badan Pertanahan Nasional (BPN). Pengukuran itu dilakukan dengan pengawalan ratusan aparat gabungan TNI, Polri dan Satpol PP, hingga berujung ricuh pada Rabu, 9 Februari.
“Kondisinya saat ini belum kondusif di Wadas ini, jadi bagaimana caranya kita fokus dulu pendampingan ke warga,” kata Dhanil.
Selain itu, Dhanil juga memberikan gambaran situasi terkini di Desa Wadas. Menurutnya, berdasarkan informasi dari warga setempat, pagi ini sudah ada beberapa rumah warga Desa Wadas yang didatangi oleh orang tak dikenal.
“Mereka dimintai Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) sama dipaksa untuk tanda tangan begitu berkas,” katanya.
Selain itu informasi lainnya adalah beberapa warga juga ikut bersiaga, karena di depan rumah mereka masih dipenuhi aparat kepolisian. “Dan juga orang tak dikenal. Sementara kondisinya seperti itu,” tutur Dhanil.
Adapun Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jawa Tengah Komisaris Besar Iqbal Alqudusy mengatakan 250 personel dikerahkan ke Desa Wadas untuk mendampingi tim Badan Pertanahan Nasional mengukur lahan.
Baca: Kondisi Terkini Desa Wadas, LBH Yogya: Rumah Warga Masih Dijaga Polisi