Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Iklan

Ahmad Basarah: Bung Karno Mewariskan Pancasila

Dengan Pancasila, bangsa Indonesia bisa mencari sendiri cara-cara luhur untuk memecahkan persoalan kebangsaan.

26 Agustus 2023 | 18.31 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INFO NASIONAL – Semua generasi bangsa diajak terus mensyukuri nikmat persatuan di tengah multikulturalisme yang subur di negeri ini. Pilihan pendiri bangsa yang tidak mewariskan militer kuat untuk negeri ini tapi justru menitipkan Pancasila harus dipuji sebab ideologi yang kuat terbukti mampu membentengi bangsa dari perpecahan.

“Dengan Pancasila, bangsa Indonesia bisa mencari sendiri cara-cara luhur untuk memecahkan persoalan kebangsaan yang mereka hadapi,’’ kata Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah di depan 9.000 mahasiswa baru Universitas Airlangga (Unair), Surabaya, Sabtu 26 Agustus 2023.

Menurut dia, jika kekuatan militer yang diwariskan para founding fathers, sangat mungkin militer melemah. Ideologi akan terserap dalam jiwa, terlaksana dalam tindakan moral.

Berbicara dalam acara penutupan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Unair, Ketua Fraksi PDI Perjuangan ini bercerita bahwa pada April 1960, Presiden Soekarno berkunjung ke Yugoslavia. Negeri Balkan ini saat itu dipimpin PM Josep Broz Tito dan Yugoslavia adalah negara Eropa pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia pada 1 Februari 1950 melalui PM Edvard Kardelj.

Dalam salah satu obrolan, lanjut Ahmad Basarah, Bung Karno bertanya pada Josep Broz Tito apa yang akan diwariskannya kepada Yugoslavia setelah ia wafat. Dengan mantap ia menjawab akan mewariskan angkatan perang yang kuat untuk melindungi keutuhan Yugoslavia.

Tito kemudian balik bertanya kepada Bung Karno apa yang akan ia wariskan kepada Indonesia jika ia wafat nanti. Bung Karno langsung menjawab ia mewariskan Pancasila sebagai jalan hidup bangsa yang akan ditinggalkannya. “Terbukti, Indonesia sampai sekarang masih berdiri, tapi setelah Tito wafat tahun 1980, Yugoslavia bubar tahun 1995,’’ cerita Ahmad Basarah.

Ketua DPP PDI Perjuangan itu menambahkan bahwa Pancasila bisa mengakar di setiap jiwa anak bangsa sebab ideologi ini memang digali dari nilai-nilai luhur yang mengakar di tengah nenek moyang Nusantara.

‘’Sejak dulu nenek moyang kita memang bertuhan, menjunjung tinggi kemanusiaan, gemar bersatu dan bergotong royong, lebih memilih musyawarah ketimbang konflik, dan anti pada mereka yang tidak berkeadilan,” kata dia berbicara dengan tema ‘’Urgensi Eskalasi Moral Bagi Generasi Muda’’.

Makanya, lanjut dia, ketika nilai-nilai yang sudah ratusan tahun berkembang di tengah masyarakat itu dirumuskan dalam satu pemikiran bernama Pancasila, dengan sendirinya ideologi ini mudah kita terima.

Pernyataan Ahmad Basarah diperkuat oleh Wakil Ketua DPRD Jawa Timur, Dr. H. Anwar Sadad, yang tampil sebagai narasumber kedua. Dia menambahkan, Indonesia bisa merdeka pada 17 Agustus 1945 karena ada sejumlah anak-anak muda yang nekat membacakan proklamasi kemerdekaan dengan konsekuensi mereka ditangkap pemerintah Belanda.

‘’Kalau dulu anak-anak muda nekat lalu Indonesia merdeka, sekarang anak-anak muda juga harus nekat memajukan pemikiran dan ilmu pengetahuan agar bangsa Indonesia sejajar dengan bangsa-bangsa maju lainnya,’’ ujar Anwar Sadad.

Asisten Operasi Panglima TNI Mayjen Muhammad Nur Rahmad S. IP tampil sebagai narasumber ketiga. Ia menegaskan, sejumlah besar militer Indonesia kini ditugaskan sebagai pasukan perdamaian di banyak negara. Di negara-negara itu, mereka menjadi teladan yang baik yang menyemai nilai-nilai Pancasila ke negeri yang tengah dilanda konflik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Prodik Digital

Prodik Digital

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus