Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Iklan

Dompet Dhuafa Hadirkan Sumur Wakaf di Buano Maluku

Keberadaan air bersih impian seluruh masyarakat Buano Utara dan Buano Selatan sejak berpuluh-puluh tahun lamanya

25 September 2023 | 22.13 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INFO METRO – Di dataran Buano, salah satu pulau yang berada di Maluku, selama bertahun-tahun harus meminum air payau untuk memenuhi kebutuhan air bersih harian. Hujan tidak hanya menjadi anugerah, tapi juga berkah bagi mereka.

Sebab hanya dengan memanfaatkan air hujan mereka dapat mengonsumsi air tawar. Namun kini Dompet Dhuafa menghadirkan dan meresmikan Sumur Wakaf di dua titik lokasi. Tepatnya di Desa Buano Selatan dan Desa Buano Utara, Kecamatan Huamual Belakang, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku.

Nyanyian selamat datang khas Buano “Kapata” pun menyambut Tim Dompet Dhuafa sesaat sebelum peresmian. Tembang tersebut berisikan doa-doa kebaikan dan keselamatan bagi para tamu menurut tradisi penduduk setempat. Selain itu perwakilan tim Dompet Dhuafa juga diberi penghormatan berupa "haji tatai" yaitu kalung adat Buano yang terbuat dari bunga, daun kayu putih, dan kacang-kacangan.

Dihadiri tim nazhir Dompet Dhuafa, tokoh masyarakat setempat, serta warga Buano, peresmian dibuka dengan menabuhkan gendang dan dimeriahkan dengan tarian tradisional Buano yang merepresentasikan filosofi kehidupan masyarakat Buano.

“Keberadaan air bersih adalah impian seluruh masyarakat Buano Utara dan Buano Selatan sejak berpuluh-puluh tahun lamanya akibat krisis air bersih,” kata Bakri Tambepessy, tim program Dompet Dhuafa Maluku. “Air payau itu di mulut rasanya asin. Perut juga terasa berat,” tambah dia.

Bakri bercerita, sebelum keberadaan sumur wakaf, tiap anak di kedua dusun tersebut harus mengambil air di tengah hutan dengan membawa 4 dirigen sekaligus. “Kira-kira seberat 20 kg jika semua dirigen terisi air penuh.”

Untuk menghadirkan sumber air bersih di Buano, Maluku bukanlah hal mudah. Sebelumnya terdapat beberapa upaya untuk menemukan titik air sumber air namun belum membuahkan hasil maksimal. Menurut Bakri, setidaknya terdapat dua upaya yang pernah dilakukan untuk mendapatkan sumber air bersih layak konsumsi.

Upaya pertama yaitu dengan memanfaatkan gravitasi bumi dengan pipanisasi dari sumber air di bukit yang berjarak sejauh 7 km, namun berujung gagal. Sedangkan upaya kedua terjadi kekeliruan assessment lokasi pengeboran sumur oleh suatu lembaga, yang akhirnya hanya mengalirkan air selama tiga minggu. “Itupun airnya kotor, keruh, jadi tak layak dikonsumsi. Akhirnya terbengkalai,” ujar Bakrie.

Raja Buano Selatan, Frangky Nusaaly mengatakan, penduduk Buano saling menguatkan dan saling membantu, di tengah perbedaan-perbedaan yang ada. “Bersatu kita utuh, bercerai kita runtuh. Keberadaan sumur wakaf ini perlu kita jaga bersama agar manfaatnya dapat dirasakan seluruh warga,” katanya.

Raja Buano Utara Ahmad Nurlette, juga mengucapkan syukur atas hadirnya sumur wakaf di Buano Utara. “Alhamdulillah kita mencontoh teladan sahabat nabi berupa sumur wakaf di desa kita tercinta,” ucapnya.

Kedua Raja tersebut juga mengucapkan terima kasih kepada Dompet Dhuafa yang telah menyalurkan program sumur wakaf di Buano. Mereka sepakat untuk menjaga bersama sumber air bersih tersebut dan memanfaatkan seluas-luasnya bagi seluruh masyarakat Buano, Penduduk Buano pun tak lagi mengonsumsi air payau.

Pimpinan Cabang DD Maluku, La Januari mengatakan, sumur wakaf ini adalah berkat doa warga Buano serta kebaikan pada donatur yang mempercayakan Dompet Dhuafa untuk menyalurkan sumur wakaf. “Alhamdulillah, dalam waktu enam bulan sumur wakaf ini jadi,” tuturnya.

Wakaf, kata dia, merupakan instrumen keuangan Islam yang mampu untuk membangun Maluku dengan mengentaskan pelbagai masalah, salah satunya keterbatasan air bersih. Sumur wakaf ini merupakan persembahan dari donatur Dompet Dhufa bagi masyarakat untuk dimanfaatkan seluas-luasnya. Wakaf harus abadi sehingga perlu dijaga bersama.

Awal Ramadan, perwakilan Dompet Dhuafa Pusat juga mengucapkan rasa syukur atas terealisasinya sumur wakaf di Maluku. Dia menghimbau untuk terus menggaungkan wakaf dan menerapkannya sebagai gaya hidup agar mampu membantu sesama. Selain itu wakaf juga menjadi ladang pahala bagi siapa yang menunaikannya. “Tahan pokoknya, alirkan manfaatnya, itulah wakaf,” ujarnya.

Kehadiran sumur air bersih hasil wakaf diharapkan dapat menjadi kebaikan dan kebermanfaatan untuk para penerima manfaat. Dompet Dhuafa pun mengajak masyarakat untuk mengalirkan kebaikan wakaf abadi untuk kebermanfaatan masyarakat. (*)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Prodik Digital

Prodik Digital

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus