Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam rangka melaksanakan monitoring gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) di Kantong Habitat Sugihan - Simpang Heran, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Selatan (BKSDA Sumsel) bersama para pihak melaksanakan pemasangan GPS Collar pada 2 (dua) kelompok gajah liar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Langkah ini merupakan upaya mitigasi konflik dan sekaligus memantau efektifitas penggunaan ruang (jalur jelajah) yang kajian studi ilmiahnya sudah dilakukan bersama salah satu unit usaha APP Sinar Mas, PT. OKI Pulp & Paper Mills dan juga mitra pemasok APP Sinar Mas, PT. Bumi Andalas Permai (BA) serta Perkumpulan Jejaring Hutan Satwa (PJHS) dengan asistensi Forum Konservasi Gajah Indonesia (FKGI).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala BKSDA Sumsel, Ujang Wisnu Barata mengatakan untuk menindaklanjuti hal tersebut kegiatan ini adalah aksi konkret dalam meningkatkan upaya konservasi insitu untuk melestarikan gajah sumatera yang merupakan satwa prioritas terancam punah di Provinsi Sumatera Selatan.
“Proses dan tahapan pemasangan GPS Collar pada 2 kelompok gajah telah berlangsung sejak April 2022, melalui tahapan survey keberadaan kelompok gajah target, pengkondisian tim dan peralatan, serta pendekatan kepada masyarakat dan para pihak. Upaya tersebut memang merupakan kewajiban bagi setiap pemegang konsesi sebagai bagian dari Corporate Biodiversity Responsibility,” kata Ujang lewat keterangan tertulis, Selasa, 11 Mei 2022.
Ketua PJHS Syamsuardi, menerangkan GPS Collar adalah salah satu alat yang digunakan untuk mitigasi konflik gajah dan manusia. “Setelah gajah dipasangkan GPS Collar kita dapat mengetahui pergerakan gajah sebagai salah satu early warning system, dengan adanya informasi ini kita dapat melakukan antisipasi apabila gajah bergerak pada areal yang memiliki potensi konflik,” tutur Syamsuardi.
Sampai dengan Selasa, 11 Mei 2022, kelompok tersebut terpantau berada di koridor gajah sumatera Distrik Simpang Heran PT. BAP. Di areal ini memang sudah menjadi jalur gajah (home range) mereka, tanpa pernah ada permasalahan baik dengan masyarakat maupun lingkungan di dalamnya.
Lokasi tersebut juga cukup mudah diakses sehingga memungkinkan untuk segera dilakukan pemasangan GPS Collar.
“Selain akses yang cukup mudah, karakter kelompok gajah tersebut berperilaku tidak agresif (tenang) terhadap interaksi dengan manusia dengan catatan masih dalam jarak aman (minimal 40 meter), bahkan ada masyarakat yang sedang memancing berseberangan dengan kelompok gajah liar,” kata Syamsuardi.
Head of Landscape Conservation APP Sinar Mas, Jasmine N.P. Doloksaribu mengatakan, APP Sinar Mas mendukung Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta turut berperan aktif menjadi bagian dari program human-elephant co-existence serta pengembangan inovasi teknik mitigasi konflik antara manusia dan gajah Sumatera yang adaptif di luar kawasan konservasi.
"Kegiatan kolaborasi program early warning system melalui pemasangan GPS Collar ini diharapkan dapat semakin memudahkan kita dalam memahami prinsip berbagi ruang hidup antara Manusia-Gajah beserta strategi aksi konservasinya sesuai dengan Surat Edaran Dirjen KSDAE tahun 2021 tentang arahan pelaksanaan kegiatan prioritas pengelolaan gajah sumatera, yang sejalan dengan Sustainable Roadmap Vision 2030 dan Kebijakan Forest Conservation Policy APP Sinar Mas, " tutur Jasmine.