Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL – Semarak perayaan Hari Ulang Tahun atau HUT ke-497 Jakarta telah mencapai puncaknya pada Ahad kemarin, 23 Juni 2024, melalui acara BTN Jakarta International Marathon 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono bersukacita melihat kesuksesan ajang lari yang diikuti sekitar 15 ribu peserta. Di antaranya 232 pelari berasal dari 32 negara, seperti Amerika Serikat, Inggris, Belanda, Rusia, Jepang, hingga Kenya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Heru menjelaskan, ajang ini memiliki dua tujuan. Pertama, sebagai wadah promosi Jakarta. “Kedua, adalah bangkitkan ekonomi, UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) bisa berjalan dengan baik. Lantas tercipta olahraga yang rutin, maka kesehatan juga bisa terpenuhi," ujarnya.
Upaya mendorong perputaran ekonomi di ajang maraton, selaras dengan visi Jakarta sesuai Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2024. Bahwa saat nanti ibu kota nasional pindah ke Nusantara di Kalimantan, Jakarta dipersiapkan menjadi pusat perekonomian, sebuah kota global.
Kepastian Jakarta menjadi kota global telah Heru tegaskan ketika menjadi inspektur upacara dalam upacara HUT ke-497 DKI Jakarta di Monumen Nasional (Monas), Sabtu, 22 Juni 2024. "Tahun ini merupakan perayaan ultah terakhir Jakarta dengan menyandang status ibu kota negara. Namun Jakarta tidak akan memudar pesonanya. Jakarta akan mengakselerasi langkahnya. Jakarta akan terus tumbuh menjadi kota global dan pusat perekonomian nasional," katanya.
Setelah upacara, Pj. Gubernur Heru kembali memastikan kemilau Jakarta tidak akan pupus, kendati bukan lagi ibu kota negara. "Ya, tetap membangun Jakarta," ucapnya kepada awak media. Pembangunan Jakarta akan terus berlanjut di seluruh sektor. Penanganan kemacetan serta polusi udara akan diprioritaskan, demi kesuksesan menjadi kota global.
Kemilau Jakarta sebagai kota global tampak jelas selama rangkaian perayaan HUT ke-497 sejak awal Juni 2024. Mulai dari Pekan Raya Jakarta pada 12 Juni-14 Juli 2024, upacara hari jadi di Monas pada Sabtu pagi, 22 Juni 2024, yang dimeriahkan pertunjukan seni budaya Betawi. Penampilan tradisi Betawi juga kental pada acara “Gebyar Seni Budaya Betawi” di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, Jakarta Selatan, pada 22 Juni 2024.
Pada malam harinya, kemeriahan berlanjut melalui Jakarta Night Carnival atau “Malam Jaya Raya”. Dalam pantauan Info Tempo, Jakarta begitu gemerlap oleh cahaya warna-warni. Mulai dari karnaval mobil hias, pertunjukan kembang api, fashion show, video mapping di Monas, hingga penampilan Abang None Jakarta.
Sejumlah model memperagakan busana dengan corak khas Betawi pada peringatan HUT ke-497 Jakarta di Monas, Jakarta Pusat, Sabtu 22 Juni 2024. ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah
Tak ayal, sejarawan JJ Rizal berpendapat agar semua pihak tidak meragukan status Jakarta sebagai kota global. “Jakarta sudah menjadi kota global sejak dulu. Sejak namanya masih Sunda Kelapa, Batavia, dan akhirnya Jakarta,” tuturnya.
Fungsi Jakarta, ia melanjutkan, sudah pada jalurnya menjadi kota global, karena kota ini punya ikatan historis yang kuat. “Faktor ini tidak mungkin dinafikan. Jakarta bukan hanya berumur panjang, tapi juga bisa berkiprah dalam periode yang panjang karena sejarahnya,” papar Rizal saat ditemuii Info Tempo pada Rabu, 19 Juni 2024.
Dengan pengalaman historis yang kaya tersebut, Jakarta berbeda dengan kota-kota lain di Indonesia. “Maka posisinya tetap khusus dan istimewa. Biarlah ibu kota negara pindah, saya setuju. Karena yang pindah itu ibu kota (secara) politik, silakan para politikus pindah ke sana,” bebernya sambil tergelak.
“Tapi, Jakarta sebagai kota global, dengan ekonomi dan budayanya, memberi nilai tentang pluralisme, intrakulturulisme, persambungan budaya, hingga nasionalisme. Semua itu tumbuh di sini,” ungkapnya.
Sementara itu, pengamat tata kota Yayat Supriyatna mengingatkan, pemilihan gubernur tersisa beberapa bulan lagi. Maka yang dibutuhkan warga Jakarta sekarang adalah sosok pemimpin dengan visi kuat melanggengkan pembangunan kota global. “Harus ada pemimpin yang berani. Karena, kalau mau jadi kota global, Jakarta harus punya peran, menetapkan posisinya,” jelasnya.
Pemimpin berikutnya harus berani menata ulang penduduknya. Mulai dari masalah identitas kependudukan, hingga kemacetan dan polusi udara seperti disebutkan Pj. Gubernur Heru.
Menyadari urgensi masalah tersebut, Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) memberi perhatian khusus terhadap tata kelola transportasi, demi membantu penanganan polusi udara dan kemacetan. Ketua MTI DKI Jakarta Yusa Cahya Permana menegaskan, kota global sebaiknya memiliki konsep Transit Oriented Development (TOD). Pembangunan infrastruktur transportasi terintegrasi harus mudah diakses dari permukiman.
Sebab itu, dalam rilis yang diterima Info Tempo, MTI wilayah Jakarta mendorong Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Provinsi Daerah Khusus Jakarta, untuk memasukkan isu pembenahan ekosistem transportasi dalam debat calon gubernur pada Oktober 2024 mendatang.
“Kepala daerah harus punya komitmen kuat terhadap penyelenggaraan transportasi di kawasannya secara menyeluruh, terutama untuk mendukung penyelenggaraan angkutan umum. Sebelum kemacetan menjadi semakin parah serta menyebabkan kerugian ekonomi sosial dan lingkungan yang lebih besar,” bunyi pernyataan MTI Jakarta itu. (*)