Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL – Jalanan di Pantai Boom macet total pada Sabtu petang, 16 September 2023. Mobil dan motor berjalan tersendat hingga sekitar 2 kilometer sampai simpang Jalan Letjen DI Panjaitan dan Jalan Husni Thamrin. Mereka baru selesai menyaksikan Festival Gandrung Sewu 2023, pergelaran kolosal yang melibatkan 1.200 penari di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Ni Made Ayu Marthini mengaku terpukau dengan antusias terhadap kebudayaan lokal Banyuwangi ini. “Saya tidak tahu pasti, tapi mungkin ada puluhan ribu orang yang hadir,” ujarnya seusai acara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kegairahan ini, Marthini melanjutkan, sesuai dengan target Kemenparekraf yang menyasar kunjungan wisatawan nusantara sebesar 1,2 hingga 1,4 miliar tahun ini. “Potensi ini perlu dimanfaatkan 100 persen…bagaimana caranya world class performance ini bisa jadi event internasional,” kata dia.
Gandrung Sewu masuk daftar Karisma Event Nusantara 2023 dan jadi agenda wajib bulan September menurut laman Indonesia Travel. Karena itu, Marthini berniat membicarakan lebih lanjut dengan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi untuk mengemas paket wisata yang dapat menyedot lebih banyak wisatawan lokal maupun mancanegara.
“Mungkin pemasarannya kita bisa kembangkan lagi melalu kerja sama dengan berbagai pelaku usaha. Misalnya melalu paket pariwisata yang di dalamnya termasuk penginapan, makan, dan lokasi menonton yang nyaman,” tutur Marthini.
Kesuksesan Festival Gandrung Sewu tidak semata karena suguhan ribuan penari, tetapi juga melibatkan pelaku UMKM. Sabtu kemarin, di area luar lokasi utama terdapat ratusan tenda UMKM. Salah satunya Sayuwiwit Mandiri yang menjajakan sosis bakar dan minuman ringan. Walau tak mau menyebutkan omset yang didapat per hari, ia mengaku senang melihat dagangannya laris manis. “Apalagi tahun ini acaranya tiga hari, saya dagang dari pagi sampai sore. Tenda dan meja ini gratis,” katanya.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandini menyebut Gandrung Sewu 2023 tampil beda dengan gelaran di tahun sebelumnya. “Kami ingin memperkuat festival ini sehingga digelar tiga hari. Selain untuk anak muda juga upaya kami membantu UMKM,” katanya.
Gandrung Sewu, ucap Ipuk, adalah gelaran yang menghasilkan efek ganda (multiplier effect). Tujuan utamanya menjaga kelestarian budaya lokal, Tari Gandrung, kepada anak muda, sekaligus menciptakan pertumbuhan ekonomi. “Kami selalu berupaya membantu UMKM. Setiap ada acara maka kami selalu memberi kesempatan pada UMKM untuk tampil.”
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Azwar Anas, bersama istri, Ipuk Fiestiandini, yang menjabat Bupati Banyuwangi saat menyaksikan Festival Gandrung Sewu 2023 di Pantai Boom Marina, Sabtu, 16 September 2023. (TEMPO/Laurentius EP)
Gandrung Sewu yang dapat diartikan dengan seribu penari gandrung mulai diangkat jadi acara tahunan sejak 2012 saat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Azwar Anas, masih menjadi bupati.
Tari Gandrung hidup di tengah masyarakat Banyuwangi sejak berabad lalu. awalnya, tarian yang lazim dipertunjukkan saat hajatan dan menyambut musim panen raya dibawakan para lelaki yang berdandan ala perempuan.
Berkembangnya Islam di Blambangan mengubah tradisi tersebut. Gandrung Lanang mulai hilang karena falsafah Islam menyebutkan laki-laki berdandan seperti wanita adalah hal tabu.
Pada 2012 Azwar Anas menghidupkan kembali Tari Gandrung melalui inovasi mengejutkan, yakni melibatkan ribuan penari. Di masa kepemimpinannya, Tari Gandrung dijadikan ekstrakulikuler wajib di sekolah SD hingga SMA/SMK. Hingga akhirnya Gandrung Sewu semakin populer dan kini menjadi salah satu agenda pariwisata yang semakin mendunia.
Anas yang juga suami Ipuk, menjelaskan latar belakang tercetusnya ide Festival Gandrung Sewu. “Globalisasi mengancam budaya etnis dan entitas-entitas budaya. Hanya dengan packaging maka budaya lokal jadi lebih bagus. Dulu gandrung paling di desa dan kampung. Begitu di-packaging, mereka (anak muda) berebut berparitispasi. Anak itu akan bangga, ternyata menari di kampung bisa dikenal luas,” ujarnya.
Namun kunci sukses Festival Gandrung Sewu bukan hanya pelibatan ribuan anak muda, sanggar tari, dan institusi pendidikan. Festival ini dapat digelar berkat kerja keras seluruh jajaran dalam pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Setiap dinas termasuk jajaran Aparatur Sipil Negara di dalamnya terlibat langsung menjadi panitia penyelenggara.
“Selama ini banyak pemda pakai EO kalau bikini acara, akhirnya jajaran pemda duduk saja. Lihat di acara tadi (Gandrung Sewu), enggak ada EO, semua kerja keras warga Banyuwangi bersama pemerintahnya,” ucap Anas.
Prinsip ini dibawa Anas hingga menjabat sebagai MenpanRB. Ia mengupayakan seluruh ASN di pemda-pemda se-Indonesia melaksanakan kerja nyata melayani masyarakat. “Saya selalu senang kembali ke Banyuwangi. Daerah ini jadi laboratorium saya. Selain itu untuk mencocokkan kebijakan yang saya buat di Jakarta seperti apa penerapannya di daerah,” ujar Anas.
Bupati Konawe Utara, H. Ruksamin, mengaku banyak belajar dari Azwar Anas. “Terakhir saat saya kuliah lagi, Pak Anas adalah salah satu pemateri. Saya selalu dengar dan belajar darinya,” ucapnya.
Sebab itu, Ruksamin langsung terbang ke Banyuwangi untuk menyaksikan Festival Gandrung Sewu 2023 untuk mempelajari cara penyelenggaraannya, sehingga menjadi bekal dalam menghidupkan potensi pariwisata di daerahnya. “Konawe Utara sekarang terkenal dengan nikel. Tapi kami juga berupaya hidupkan pariwisata,” kata dia.
Omprog Lambang Keharmonisan
Festival Gandrung Sewu tahun ini mengusung tema “Omprog Glory of Art” digelar pada 14-16 September 2023. Hari pertama menampilkan musik trdisi dan acara Malam Padang Bulanan. Hari kedua acara Meras Gandrung dan Gandrung Terob, lalu di puncak acara pada hari ketiga yakni Gandrung Sewu.
Pemilihan tema “Omprog Glory of Art” menurut Bupati Banyuwangi Ipuk, mengandung makna filosofi mendalam. “Omprog adalah mahkota yang menggambarkan kecantikan dan keagungan penari gandrung. Tersirat sifat pemberani dan kesatria, kesetiaan, kebijaksanaan, dimensi hubungan manusia dengan penciptanya dan alam sekitarnya,” kata ipuk.
Tema Omprog The Glory of Art menegaskan bahwa seni adalah bahasa universial yang memvisualkan nilai-nilai kebaikan dan kebajikan dalam kehidupan masyarakat Banyuwangi yang menyentuh hati, sekaligus mengokohkan persatuan dan semangat kebersamaan.
“Seni Gandrung sebagai warisan budaya luhur membawa pesan keindahan dan keharmonisan yang telah mengalir dalam masyarakat Banyuwangi selama berabad-abad. Inilah yang kami sampaikan melalui tema Gandrung Sewu,” tuturnya.
Keharmonisan tersebut, sebagaimana ditambahkan oleh Anas, terpasak pada ribuan penari yang mayoritas siswa SD hingga SMA/SMK semua mengenakan busana yang sama, memadu dalam gerak tarian yang harmonis.
“Tari itu tidak kenal agama. Itu berati membalut keberagaman. Jadi kalau mau bicara Pancasila lihat saja pada penari-penari itu,” kata Anas.
Selama nyaris dua jam pertunjukan, memang tampak ribuan penari dari berbagi usia. Salah satu yang menarik perhatian adalah Raya Monika Budi, siswa kelas 3 SD Lemahbangdewo, Kecamatan Rogojampi. Dengan perawakan yang belum genap 1 meter, Raya tampil gemulai di antara para penari yang tinggi dan besar.
Yeyen, ibunda Raya, bercerita anaknya telah tampil dua kali pada Festival Gandrung Sewu 2022 dan 2023. Raya juga ikut sanggar tari sejak Paud dan rajin berlatih menghapal puluhan gerakan dalam Tari Gandrung.
Sementara persiapan untuk tampil di festival ini dilaksanakan sejak tiga bulan silam, berlatih satu sampai dua kali setiap pekan. “Aku ingin jadi dokter tapi juga jadi penari,” ujar Raya ihwal cita-citanya.
1.200 penari memeriahkan pagelaran kolosal Gandrung Sewu 2023, mengusung tema “Omprog, Seni Menuju Keagungan”, di Pantai Marina Boom, Kabupaten Banyuwangi, Sabtu 16 September 2023. (Fotografer/Tempo/Lourentius EP)
Direktur Tempo Media Group, Budi Setyarso, mengaku terpukau ketika mendapat kesempatan hadir pertama kali di Banyuwangi dan melihat aksi ribuan penari itu. “Sepanjang acara saya rekam. Saya sangat terkesima. Banyuwangi menunjukkan kemajuan yang luar biasa. Semoga bisa tetap terus tumbuh dan menjadi contoh untuk daerah lain,” katanya.
Budi Setyarso hadir bersama sejumlah pemimpin redaksi nasional lainnya seperti Kumparan, Antara, dan Kompas. Bupati Ipuk turut mengundang Duta Besar Norwegia, Ruth Krueger; Perwakilan Kedutaan Besar Amerika Serikat USAID, Laura Gonzales, Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia, Imam Gunarto; Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi; dan Kasau Marsekal TNI, Fadjar Prasetyo.
Kehadiran Fadjar Prasetyo merupakan salah satu kolaborasi Pemkab Banyuwangi dengan TNI AU pada Gandrung Sewu 2023. Di awal acara, TNI AU menyajikan atraksi para prajuritnya, mulai dari 15 penerjun payung hingga formasi pesawat tempur. (*)