Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL – United Tractors resmi menjadi bagian dari ekosistem Program Kartu Prakerja dengan menggelar pelatihan perdana mengenai alat berat. Pelatihan luring berlangsung selama 4 hari pada 28-31 Agustus 2023 di markas United Tractors di Cakung, Jakarta Timur. Jumlah yang mendaftar membludak hingga 3.500 persen melebihi kapasitas yang disediakan United Tractors School.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Wakil Direktur UT School, Muhyudi mengatakan mengatakan pelatihan ini merupakan salah satu perwujudan tanggung jawab sosial ingkungan perusahaan atau CSR untuk bangsa. “Ini bentuk dukungan kami kepada pemerintah dalam membekali generasi muda dengan satu kompetensi yang positif, sehingga nantinya mereka nanti mampu bersaing di dunia industri,” kata Muhyudi, akhir bulan lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
United Tractors sebagai distributor alat berat kerap menjumpai kebutuhan sumber daya manusia untuk merawat dan mengoperasikan produk yang dibeli. Perkaranya, kata Muhyudi, SDM di Indonesia belum dapat memenuhi kebutuhan tersebut. “Makanya kami hadir melalui CSR ini dengan Prakerja yang ternyata sesuai dengan visi misi kami. Akhirnya hadirlah pelatihan ini.”
Saat UT School membuka kelas pelatihan Perawatan Dasar Alat Berat (Bulldozer and Excavator), Muhyudi mengaku kaget mendapati 700 orang yang mendaftar. Padahal kuota kelasnya hanya 20 orang. Namun akhirnya terpilih 17 peserta, menyesuaikan dengan ketersediaan kapasitas di UT School saat ini. “Kami akan buka kembali di gelombang berikutnya,” kata dia.
Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja, Denni Puspa Purbasari meninjau langsung pelatihan tersebut di hari terakhir, Kamis, 31 Agustus 2023. Ia menyambangi bengkel kerja untuk menyapa langsung para peserta pelatihan yang sedang menjalani post test kelas praktik.
Saat Denni datang, sebagian peserta sibuk membaca kembali hasil catatan selama kelas teori. Sebagian lainnya memperhatikan instruktur yang menanyakan nama dan letak bagian-bagian ekskavator sebagai bahan uji.
Melihat hal tersebut, Denni langsung memberi apresiasi. “Saya bangga dengan kalian. Tetaplah optimis. Dan mengingat kesempatan yang diperoleh ini bukan akhir dari pembelajaran. Teruslah meningkatkan kompetensi dan menambah ilmu,” ujarnya.
Denni juga meminta masukan dari peserta agar Prakerja semakin dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Mewakili peserta pelatihan, Faisal Tanea dan Reli Setiabudi mengaku sangat bersyukur Prakerja kini menggandeng mitra yang dapat mengadakan pelatihan secara luring.
Mereka juga meminta durasi pelatihan yang lebih lama. “Setidaknya satu minggu. Kalau hanya empat hari terasa kurang. Sebenarnya banyak yang harus dipelajari dan akhirnya bahan dari buku paket dipadatkan. Kasihan teman-teman yang baru pertama kali belajar alat berat,” ujar Faisal, yang pernah bekerja selama dua tahun sebagai helper mekanik alat berat untuk pertambangan.
Ihwal masukan Faisal, Denni berjanji segera membicarakan dengan UT School, akademi pelatihan milik United Tractros. “Kami akan bahas lagi. Terima kasih untuk masukan kalian, ini sangat membantu Prakerja memberi yang terbaik, setidaknya untuk peserta pelatihan yang selanjutnya,” kata dia.
Denni juga memberi sejumlah tips saat menulis lamaran pekerjaan, antara lain menggunakan alamat e-mail yang profesional seperti memakai nama asli dan bukan nama samaran. Pastikan pula mencantumkan nomor telepon yang bisa dihubungi adalah nomor yang tetap. Kemudian, hindari isi surat lamaran yang kaku. Ceritakan dengan jujur tentang pengalaman yang sesuai jenis lowongan, serta tunjukkan keinginan untuk belajar dan berkembang.
Peserta pelatihan Batch 1, kata Denni, mendapat kesempatan istimewa jadi yang pertama mengikuti pelatihan mengenai alat berat. “Jangan lupa untuk menceritakan kepada keluarga dan teman kalian, sehingga semakin banyak yang mendapat manfaat,” ujarnya.
Materi dalam Pelatihan Alat Berat
Instruktur UT School Djoko Sujono menjelaskan materi pelajaran dan sistem pelatihan yang diajarkan selama empat hari dalam pelatihan Perawatan Dasar Alat Berat. “Setiap hari kelas dari pukul 08.00 sampai pukul 17.00. Di hari pertama, mereka diperkenalkan dengan UT School, instrukturnya, serta tujuan pelatihan. Setelah itu langsung pre-test untuk mengukur pengenalan mereka dengan alat berat,” kata Djoko.
Selanjutnya, peserta pelatihan belajar pengetahuan umum buldoser dan ekskavator. “Ini berlanjut di hari kedua, sekaligus tentang pentingnya perawatan alat berat, termasuk mengenal oli, pemeriksaan harian, hingga prosedur perawatan,” ujarnya.
Setelah mengenal berbagai komponen, pada hari ketiga peserta diperkenalkan dengan lembar kerja pemeriksaan, dilanjutkan dengan praktik yang berhadapan langsung dengan buldoser dan ekskavator di bengkel kerja.
Di hari terakhir, peserta kembali mengulang materi yang telah dipelajari selama tiga hari, post-test teori, kemudian post-test praktik di bengkel kerja. Djoko mengapresiasi peserta pelatihan yang antusias selama belajar empat hari. “Mereka banyak bertanya, mungkin karena mayoritas belajar dari nol jadi rasa ingin tahunya besar.”
Lebih lanjut, Muhyudi menjelaskan bahwa UT School juga memiliki kelas reguler dengan waktu belajar selama satu tahun. Salah satu syarat untuk mengikuti pendidikan ini adalah berusia maksimal 20 tahun. “Dari antara peserta pelatihan bersama Prakerja ada yang masuk kriteria, tapi kalau berminat lanjut tentu mereka tetap harus ikut ujian masuk,” ujar dia.
Walau demikian, Muhyudi meminta peserta pelatihan bersama Prakerja tidak minder. “Setidaknya mereka punya dasar untuk menjadi helper, dan kemudian, sadar bahwa dasar perawatan alat berat masih banyak yang perlu dipelajari,” katanya.
Hasil sertifikat pelatihan selama empat hari ini, kata Muhyudi, juga bisa digunakan untuk melamar pekerjaan. United Tractors sebagai distributor alat-alat berat se-Indonesia telah menjalin kerja sama business to business dengan banyak perusahaan seperti industri agro, pertambangan, dan lainnya.
“Kalau nanti mereka melamar, perusahaan-perusahaan itu sebagai user (pengguna) dapat mempertimbangkan sertifikat pelatihan alat berat ini. Perusahaan akan melihat sudah ada kompetensi pengenalan dasar, sudah ada bekal kompetensi alat berat,” tutur Muhyudi.
Cerita Para Peserta
Faisal Tanea, peserta pelatihan berdarah Ternate, sangat bersyukur dapat terpilih di kelas perdana ini. Ia pernah bekerja selama dua tahun sebagai helper mekanik alat berat di sebuah pertambangan di Riau. Pengalaman ini membantunya lebih cepat memahami pelajaran yang diberikan instruktur.
Walau demikian pria 37 tahun ini merasakan perbedaan pada ekskavator di United Tractors dengan alat berat yang ia tangani sebelumnya. “Banyak hal baru, terutama terkait teknologi terbaru yang semakin berkembang di alat berat,” katanya.
Faisal saat ini telah bekerja di bagian gudang produk olahraga di Bekasi, dan ia berniat pulang ke Ternate karena saat ini banyak perusahaan tambang di kampung halamannya. Terlebih ia pernah merasakan manisnya upah yang diterima di Riau. “Tahun 2012 sebagai helper, gaji saya lebih dari 9 juta rupiah. Makanya ingin pulang saja, sekarang banyak pertambangan di daerah saya. Nikel sedang naik.”
Pengetahuan baru dan pengalaman untuk lebih mengenal kendaraan alat berat juga dirasakan Fakeh Setyo Budi asal Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Ia bekerja di sebuah perkebunan sawit yang memang membutuhkan kehadiran ekskavator. Saat lolos Prakerja Gelombang 59, Fakeh langsung memilih PDAB. Atasannya menugaskan dia segera berangkat ke Jakarta. “Saat pulang nanti, semoga ilmu yang didapat bisa langsung diterapkan. Bos saya punya rencana beli ekskavator,” ucap Fakeh.
Peserta lainnya, Aswin Bahar, Sarjana Teknik Mesin di Universitas Diponegoro, mengaku selama kuliah belum pernah memegang langsung, bahkan mengenal secara rinci, berbagai komponen pada ekskavator pun buldozer. “Senang banget, kesempatan ini seperti praktik hasil ilmu di kampus,” ucapnya.
Ketekunan Aswin selama empat hari pelatihan menjadikannya sebagai peserta pelatihan terbaik bersama Fakeh Setyo Budi dan Aufi Elnandi. Walau demikian, Aswin mengaku akan terus menimba ilmu di industri alat berat. “Mungkin nanti cari lowongan kerja sebagai helper. Kalau lanjut ke UT School Reguler sepertinya enggak mungkin, sudah lewat batas umur,” ujar pemuda kelahiran 1998 itu. (*)