Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

iklan

Rakyat Papua Manfaatkan FABA dari PLTU Holtekamp untuk Bangun Infrastruktur

PLN menggunakan 3.500 ton abu sisa proses pembakaran batu bara dari PLTU Holtekamp untuk lingkungan internal. Kelompok masyarakat dan instansi pemerintah menggunakan 10.443 ton.

2 Juli 2024 | 21.01 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INFO NASIONAL – PT PLN (Persero) memanfaatkan Fly Ash dan Bottom Ash (FABA) atau abu sisa proses pembakaran batu bara pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Holtekamp di Jayapura, Papua. Sepanjang 2023 hingga Mei 2024, sebanyak 13.943 ton berhasil diolah menjadi bahan baku bangunan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

FABA PLTU Holtekamp telah dimanfaatkan untuk membangun berbagai fasilitas umum di Jayapura. Di antaranya untuk stabilisasi lahan dan roadbase Papua Madani Boarding School Jayapura, Gereja GKI Kanaan Koya Barat, Gereja GKI Polimak, Masyarakat Kampung Koya Tengah RW 02, serta Danbekang Kodam XVII Jayapura.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ketua Pusat Studi Teknik Sipil Universitas Cenderawasih, Petrus Bahtiar, mengungkapkan telah merasakan sendiri manfaat FABA yang dikelola PLN. Universitas tersebut telah menggunakan lima ribu paving block berbahan FABA untuk membangun fasilitas jalan umum di Perumahan Puri Waena Lestari, Waena, Kota Jayapura sebagai bentuk pengabdian civitas akademika Universitas Cenderawasih kepada masyarakat.

Petrus mengatakan, setelah dilakukan penelitian serta uji tekan kualitas paving block berbahan dasar FABA jauh lebih ringan dan murah dibandingkan batu bata konvensional.

"FABA ini berasal dari abu sisa pembakaran terlihatnya seperti limbah yang tidak bisa diolah, namun ternyata potensi pengolahan untuk meningkatkan nilai ekonomis itu terbuka lebar yang bisa dikolaborasikan dengan berbagai pihak. Kami mengucapkan terima kasih kepada PLN yang juga telah memberikan hasil FABA tersebut kepada kami semoga ke depan kerja sama yang sudah baik ini bisa terus berlanjut," tutur Petrus.

Pengurus Papua Madani Boarding School Jayapura, Qomary, menyampaikan bahwa FABA dapat digunakan untuk menstabilisasi lahan yang ada di wilayah sekolah. Titik-titik yang mengalami penurunan ketinggian bisa terbantu dan menjadi lebih kuat melalui timbunan FABA yang dicampur material lain. “Terima kasih PLN. Semoga kerja sama ini bisa terus berlanjut,” ucap Qomary.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, pemanfaatan FABA merupakan bukti nyata komitmen PLN dalam mengolah sisa pembakaran batu bara dari operasional pembangkit agar lebih bermanfaat. FABA kini menjadi katalis penggerak roda ekonomi masyarakat di sekitar PLTU.

"Kini seluruh pembangkit PLN menjadi episentrum perbaikan lingkungan, sosial dan kesejahteraan masyarakat. Sehingga hadirnya pembangkit PLN tak hanya bisa menjadi sumber listrik tetapi juga mampu menggerakkan roda ekonomi di masyarakat," kata Darmawan.

General Manager PLN Unit Induk Wilayah Papua dan Papua Barat Budiono menjelaskan, masyarakat di Jayapura mulai mengetahui manfaat FABA dan menggunakannya sebagai bahan campuran untuk bangunan. Hal ini diharapkan membuka lebih banyak peluang ekonomi baru di masyarakat.

“PLN terus mendorong upaya pemanfaatan FABA untuk diolah menjadi  paving block batako, hingga bahan untuk stabilisasi lahan (road base) bekerja sama dengan berbagai stakeholder. Kami juga membuka kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat yang ingin memanfaatkan FABA menjadi produk bernilai tinggi," kata Budiono.

Ia menjelaskan sebanyak 3.500 ton FABA yang berasal dari PLTU Holtekamp digunakan untuk lingkungan internal. Sementara untuk lingkungan eksternal seperti kelompok masyarakat dan instansi pemerintah, yang digunakan sebanyak 10.443 ton.

"Ke depannya, PLN akan berkolaborasi dengan beberapa stakeholder untuk memanfaatkan FABA PLTU Holtekamp, di antaranya dengan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Papua untuk pembuatan rumah ikan, Universitas Cenderawasih dan Dinas Pertanian untuk pembuatan pupuk serta berbagai stakeholder lainnya," kata Budiono. (*)

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus