Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, mengatakan data yang reliabel menjadi basis ketepatan implementasi kebijakan hingga aspek evaluasi. “Data itu sebagai sumber informasi yang sangat penting, data adalah awal dan akhir dari manajemen,” kata dia dalam acara Sinkronisasi Angka Sementara Hortikultura Tahun 2021 dan Launching Satu Data Statistik Pertanian Hortikultura di Bogor, 16 Februari 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut dia, data yang salah maka program yang direncanakan akan salah. “Dan kita akan berjalan dijalan yang salah,” tuturnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketersediaan data pertanian selama ini, kata Syahrul, menjadi dasar menentukan arah dan kebijakan pertanian pada saat Indonesia dilanda pandemi covid 19. Kondisi ini menjadikan kebijakan ketersediaan pangan dan kontribusi pertanian terhadap pemulihan ekonomi menjadi sangat vital.
Dengan data dan pengambilan kebijakan yang tepat, menurut Syahrul, Kementerian Pertanian mampu tampil tangguh dan berkinerja baik selama pandemi. Dia menambahkan selama dua tahun hanya pertanian yang mampu berkontribusi positif bagi perekonomian.
“Data menunjukan bahwa sektor ini terus tumbuh, ekspor pertanian pada 2021 mencapai Rp 625,04 triliun meningkat 38,68 persen dibandingkan 2020. Indikator kesejahteraan petani juga terus meningkat hingga Januari lalu,” ujar Syahrul.
Pemutakhiran data pertanian, khususnya subsektor hortikultura akan dilakukan bersama Badan Pusat Statistik (BPS). Kementerian Pertanian akan memaksimalkan pengunaaan teknologi digital agar data-data tersebut dapat diakses secara cepat dan mudah.
“Data itu tidak boleh bersifat asumsi, harus faktual, data adalah fakta, sumber dan bukti dari kenyataan yang ada dilapangan. Dengan teknologi digital kami bisa dengan cepat mengetahui dimana titik bias, percepat koreksi dan segalanya,” tutur Menteri Syahrul.
Sekretaris Utama Badan Pusat Statistik (BPS), Atqo Mardiyanto, mengatakan sektor pertanian mampu menjadi sektor yang tangguh dan berkontribusi positif pada perekonomian selama pandemi. Peranan penting pertanian dapat dilihat dari kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) yang cukup besar. “Yaitu sekitar 13,28 persen pada 2021 dan urutan kedua setelah sektor industri pengolahan sebesar 19,25 persen” ujarnya.
Menurut Atqo, sektor pertanian tumbuh 1,84 persen selama 2021. Pertumbuhan tersebut didorong peningkatan produksi hortikultura seperti pisang sebesar 6,00 persen, durian 21,25 persen dan nanas 19,50 persen.
“Usaha hortikultura ini telah menjadi sumber pendapatan dan penghidupan petani dan pelaku usaha yang memberikan kontribusi positif terhadap indikator ekonomi makro,” ungkap Atqo.