Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) dan Tempo Media Group telah selesai melakukan Ekspedisi Maritim Jelajahi Kejayaan Maritim Nusantara. Sebanyak 13 kota telah mereka singgahi untuk mengungkap sejarah dan potensi maritim Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kota itu adalah Jakarta, Cirebon, Tegal, Semarang, Salatiga, Juwana, Rembang, Gresik, Surabaya, Pacitan, Jogjakarta, Cilacap, dan Pangandaran. Berangkat menggunakan KRI Dewaruci dari Dermaga Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada 22 September 2022.
Tim kemudian tiba di destinasi pertama yakni Cirebon. Butuh sekitar 22 jam dengan menaiki kapal legendaris milik TNI AL tersebut, hingga akhirnya tiba di Pelabuhan Cirebon.
Berlayar dengan KRI Dewaruci adalah kemewahan tersendiri bagi tim ekspedisi. Sebab, Kapal ini telah berhasil 2 kali melakukan pelayaran keliling dunia, yaitu pada tahun 1964, mengarungi 7 samudra serta 5 benua. Pelayaran kedua dilaksanakan 48 tahun kemudian, tepatnya tahun 2012.
Selain itu, KRI Dewaruci ini kerap meraih berbagai prestasi bertaraf Internasional. Bendera-bendera yang menemani sang merah putih berkibar di tiang-tiang kapal, merupakan penanda dari deretan negara yang pernah disandari sang legenda. Nama Dewaruci sendiri diambil dari kisah pewayangan kuno Jawa.
Dibuat pada tahun 1952 oleh perusahaan pembuat kapal asal Jerman, H.C Stulcken & Sohn, dan diluncurkan pertama kali pada 24 Januari 1953. Setelah itu KRI Dewaruci berpangkalan di Surabaya.
KRI Dewaruci merupakan kapal pelatihan bagi taruna Akademi Angkatan Laut, TNI Angkatan Laut. KRI Dewaruci ini memiliki Panjang 58.3 m dan lebar 9.50 m. Pada Kapal Dewaruci ini memiliki 3 tiang utama yaitu tiang Bima, tiang Yudhistira, dan tiang Arjuna serta memiliki 16 layar.
Kapal Dewaruci memiliki fungsi sebagai kapal latih taruna AAL, dan Diplomasi. Karena itu, peran Kapal Dewaruci tak hanya untuk pelatihan taruna angkatan laut, tapi dengan segala ornamennya yang khas Indonesia, Kapal ini juga memiliki peran sebagai duta kebudayaan dan diplomasi negara Indonesia.
KRI Dewaruci pernah mempersembahkan gelar bergengsi di perhelatan Cutty Shark Trophy, dalam perhelatan Tall Ship Race di Australia pada tahun 1998. Hal ini tentu mampu menjadi angin segar bagi citra Indonesia di mata internasional, karena pada tahun tersebut terjadi krisis di negara Indonesia.
Kapal Dewaruci yang telah melahirkan pemimpin-pemimpin Angkatan Laut juga menyimpan segudang catatan sejarah kemaritiman Indonesia yang layak diketahui oleh bangsa Indonesia sebagai bangsa bahari dan catatan perjalanan diplomasi Angkatan Laut serta diplomasi Indonesia di seuruh dunia. Kini, KRI Dewaruci sudah tidak berlayar mengelilingi dunia, dan sudah digantikan dengan Kapal Bima Suci. Ukuran Kapal Bima Suci lebih besar dibandingkan dengan Kapal Dewaruci, dan Kapal Bima Suci memiliki mesin lebih modern. Kapal Dewaruci kini akan memasuki usia 70 tahun, kapal ini akan dijadikan sebagai Cagar Budaya. (*)