Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL - Universitas Terbuka (UT) menerapkan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) sebagai salah satu penerapan kebijakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Program ini bertujuan untuk mendorong mahasiswa agar menguasai berbagai keilmuan yang berguna untuk memasuki dunia kerja. Selain itu, MBKM juga memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk memilih mata kuliah yang akan mereka ambil melalui skema pertukaran mahasiswa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kebijakan MBKM ini sesuai dengan Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi, yang memberikan fleksibilitas bagi mahasiswa dalam pemenuhan masa dan beban belajar. Mahasiswa dapat memilih untuk menempuh pembelajaran di luar program studi, baik di perguruan tinggi yang sama ataupun di perguruan tinggi yang berbeda.
UT menyelenggarakan dan memfasilitasi MBKM melalui dua skema, yaitu skema MBKM flagship Kemendikbudristek, dan MBKM Mandiri. Dalam skema MBKM flagship Kemendikbudristek, UT telah berpartisipasi dalam berbagai program, seperti Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB), Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA), Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM), Kampus Mengajar (KM), dan Wirausaha Merdeka (WMK).
Program MSIB telah memberikan kesempatan kepada mahasiswa UT untuk menjalani magang di berbagai perusahaan ternama di dalam dan luar negeri. Salah satu mahasiswa UT yang berhasil mengikuti program MSIB, Haris Fadhilah, menjalani program magang di ParagonCorp. Untuk program IISMA, UT telah memberangkatkan beberapa mahasiswanya ke luar negeri, seperti Korea University, Padua University, dan Universiti Malaya.
Dari berbagai program MBKM yang telah dilakukan, UT menunjukkan keterlibatan yang selektif dalam menjalin kemitraan dan kerja sama dengan berbagai lembaga dan institusi sehingga mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di UT bisa menempuh pendidikan dengan tenang tanpa perlu khawatir dengan isu perdagangan manusia lewat modus pertukaran pelajar.(*)