Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo

BAKN Apresiasi Pengembangan Pelabuhan Benoa Melalui PNM

Ketua Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN), Wahyu Sanjaya mengatakan, Penyertaan Modal Negara (PMN) yang diberikan kepada perusahaan BUMN harus memiliki dampak dan manfaat positif bagi perusahaan dan masyarkat.

20 Juni 2024 | 21.47 WIB

Pelabuhan benoa. Dok: PT Pelabuhan Indonesia (Persero)
Perbesar
Pelabuhan benoa. Dok: PT Pelabuhan Indonesia (Persero)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

INFO NASIONAL - Ketua Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN), Wahyu Sanjaya mengatakan, Penyertaan Modal Negara (PMN) yang diberikan kepada perusahaan BUMN harus memiliki dampak dan manfaat positif bagi perusahaan dan masyarkat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ia pun merespons positif alokasi dana PNM yang diterima PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) (Persero) di tahun 2021 untuk mendukung program Bali Maritim Tourism Hub (BMTH) melalui pengembangan Pelabuhan Benoa, Denpasar, Bali.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Sebenarnya BMTH bukan tugas Pelindo, tetapi karena dibutuhkan untuk menunjang turis di Bali, sehingga itu dibutuhkan, dan kita melihat dampaknya cukup signifikan," ujarnya usai memimpin pertemuan dengan jajaran PT Pelindo di Denpasar, Bali, pada Kamis, 20 Juni 2024.

Tercatat, sejak September 2022 sampai triwulan I 2023, kurang lebih sudah 40 kapal pesiar telah sandar di Pelabuhan Benoa. Menurutnya, hal tersebut memberikan dampal positif bagi roda ekonomi di Bali.

Adapun Pelindo merupakan perusahaan pelat merah yang didirikan pada tahun 1960 dan bergerak di bidang logistik terutama pengelolaan dan pengembangan pelabuhan. Pada Tahun 2021, Pelindo mendapat PMN sebesar Rp1,2 triliun yang digunakan untuk Pengerukan alur dan kolam Pelabuhan Benoa. Pogress realisasi fisik Pelabuhan tersebut terus meningkat sejak triwulan III 2022 hingga akhir tahun 2024.

Usai mengalami peleburan Pelindo I, II, III, IV per tanggal 1 Oktober 2021, Pelindo menjadi perusahaan berskala bisnis besar dan terintegrasi serta sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk menyatukan pengelolaan pelabuhan di Indonesia.

Wahyu berpesan, pengelolaan PNM yang diterima oleh Pelindo harus benar-benar akuntabel. "Dengan mergernya Pelindo I, II, III, IV menjadi PT Pelindo, dimana sedikit kesalahan saja mungkin akan berdampak sangat luas dan menjadikan Pelindo sulit diselamatkan apabila terjadi rugi," kata dia. (*)

Bestari Saniya Rakhmi

Bestari Saniya Rakhmi

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus