Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mendukung rencana pagelaran fashion show oleh Dian Natalia Assamady bertajuk "Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia".

23 April 2024 | 21.12 WIB

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

INFO NASIONAL - Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mendukung rencana pagelaran fashion show oleh Dian Natalia Assamady, bertajuk “Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia”. Fashion show ini terselenggara atas undangan dari Walikota San Polo, Italia dalam memperingati ulang tahun Republik Italia ke-78. Kegiatan ini juga didukung oleh KBRI Roma - Italia sebagai peringatan 75 tahun Hubungan Diplomatik Indonesia - Italia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Tidak banyak yang tahu bahwa tekstil tradisional khas nusantara bukan hanya batik. Bahkan tidak jarang banyak yang salah paham menyamakan batik dengan tenun. Event ini menjadi sarana promosi yang efektif dalam mengenalkan kain tenun Indonesia ke dunia," ujar Bamsoet, Selasa, 22 April 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bamsoet menjelaskan, dari 34 provinsi di Indonesia, masing-masing punya corak dan keragaman tersendiri. Menurutnya, ini menjadi bukti kebudayaan tenun Indonesia yang tak terbatas sehingga layak mendapat pengakuan dunia.

"Event ini juga bisa mendorong bangsa Indonesia menghargai dan melestarikan kekayaan khazanah tekstil nusantara, sehingga bisa menjaga warisan budaya bangsa dari kepunahan," kata Bamsoet.

Ia mengatakan, kain tenun dan batik punya kekuatan budaya yang luar biasa. Baik dari nilai sejarah, teknik, warna, motif, jenis bahan hingga benang yang digunakan bisa menjadi ciri khas dari daerah tertentu. Batik dan tenun bukan hanya telah menjadi identitas dan jati diri bangsa, namun juga menjadi kebanggaan dan kekayaan nasional.

"Jika tidak dimasyarakatkan dari sekarang, pelan-pelan keberadaan tenun bisa dimakan sejarah. Padahal tenun, sebagaimana juga batik, bisa dipadankan dengan trend berbusana masa kini, tanpa menghilangkan nilai sakral yang terkandung di dalamnya," ujarnya.(*)

Prodik Digital

Prodik Digital

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus