Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo

Waskat Jadi Kunci Bank Index Lebih Efisien

Bank ini memiliki unit kontrol internal yang sewaktu-waktu
melakukan audit tanpa diketahui karyawan.

14 September 2016 | 00.00 WIB

Bank ini memiliki unit kontrol internal yang sewaktu-waktu melakukan audit tanpa diketahui karyawan.
Perbesar
Bank ini memiliki unit kontrol internal yang sewaktu-waktu melakukan audit tanpa diketahui karyawan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

INFO BISNIS - Bank Index kembali menyabet penghargaan The Most Efficient Bank untuk kategori bank beraset di bawah Rp 20 triliun pada Indonesia Banking Award (IBA) 2016 yang diselenggarakan Tempo Media Group bekerja sama dengan Indonesia Banking School, Rabu, 7 September 2016.


Pengawasan melekat (Waskat) oleh manajemen terhadap penggunaan dana operasional, seperti listrik, telepon, kendaraan, dan alat tulis kantor, menjadi kunci kesuksesan Bank Index menjadi perusahaan yang lebih efisien.


“Kami punya unit kontrol internal (UKI) yang mengaudit setiap kantor cabang secara tiba-tiba, tidak terjadwal. Kapan waktu pelaksanaannya, hanya saya dan auditor itu yang tahu. Ini yang kami maksud ‘waskat’,” ujar Presiden Direktur Bank Index Charlie Paulus seusai menerima penghargaan di JS Luwansa Hotel, Kuningan, Jakarta Selatan.


Selain itu, kata Charlie, pihaknya memiliki branch control di kantor pusat yang memperhatikan biaya-biaya non-interest cost, seperti pemakaian telepon, listrik, air, kendaraan operasional, dan alat-alat tulis kantor, secara berkala tiap bulan.


Bila ada indikasi penyimpangan pada unit-unit tertentu di semua cabang, kantor pusat langsung turun tangan dan melakukan penelitian lebih lanjut. “Begitu ada penyimpangan, kita langsung tindak. Jadi semua karyawan enggak berani macam-macam,” katanya, menegaskan.


Charlie menyebutkan, langkah efisiensi tersebut berdampak signifikan terhadap peningkatan dua sisi performa Perseroan. Pertama, profesionalisme dan prudential yang terjaga akan secara otomatis mengerek profitabilitas Perseroan menjadi lebih tinggi. Kedua, NPL (non-performing loan) rendah karena kinerja kredit lebih berkualitas dengan prinsip kehati-hatian yang tinggi.


“Kendati kondisi ketidakpastian ekonomi masih tinggi, NPL gross kami hanya 1,3 persen pada Agustus 2016. Sebelumnya, rata-rata NPL Bank Index di bawah 1 persen. Angka ini tergolong paling rendah dibanding rata-rata industri,” kata Charlie.


Untuk mempertahankan prestasi tersebut, Bank Index berkomitmen terus menjaga prinsip kehati-hatian dan meningkatkan pelayanan kepada nasabah. Salah satunya menaikkan kecepatan proses approval kredit menjadi paling lambat dua minggu sejak proposal diajukan nasabah.


Dia meyakini, bila pelayanan tersebut terus ditingkatkan, nasabah yang umumnya terdiri atas pelaku bisnis sektor usaha kecil dan menengah (UMK), akan enjoy berurusan kembali dengan Bank Index. “Karena itu, kami menerapkan sistem loan tracking untuk mempercepat proses kredit. Melalui sistem ini, semua kepala divisi dapat memantau progres approval proposal kredit secara langsung. Sehingga dalam dua minggu sudah ada keputusan yes or no,” ujarnya.


Hingga Agustus 2016, kinerja Bank Index masih menunjukkan performa terbaiknya dengan total aset mencapai Rp 7,4 triliun. Sedangkan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 6 triliun dengan total lending Rp 5 triliun. (*)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus