Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hubungan antara Panglima TNI Jenderal Andika Prakasa dan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman diisukan retak. Gelagat ini terendus karena ada yang menilai keduanya tak pernah lagi tampak berbarengan dalam sebuah acara. Termasuk saat rapat bersama DPR, 6 Desember lalu, hanya KSAL dan KSAU yang hadir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Diungkit dalam Rapat Bersama di DPR
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Isu ketidakharmonisan kedua jenderal ini diungkit oleh Anggota Komisi I DPR Effendi Simbolon. Effendi bahkan mengatakan sikap TNI melebihi ormas.
“Jadi tidak ada kepatuhan,” kata Effendi.
Bantahan Andika
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa membantah isu ketidakharmonisan dengan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jendral Dudung Abdurachman. Andika merasa hubungannya dengan Dudung tidak ada masalah.
“Dari saya tidak ada, karena semua yang berlaku sesuai dengan peraturan perundangan tetap berlaku selama ini, jadi ga ada yang kemudian berjalan berbeda,” ujar Andika.
Bantahan Dudung
Dudung juga mengaku tak memiliki masalah dengan Andika. Menurutnya, perbedaan pendapat antara Panglima dan KSAD itu biasa. Dudung menegaskan selalu mengikuti perintah Panglima.
“Kalau ada perbedaan itu biasa,” kata Dudung.
Rekaman Kecaman Beredar
Beredar rekaman video Jenderal Dudung Abdurrachman yang berisi perintah untuk mengecam pernyataan Effendi Simbolon. Dalam video itu, Dudung, yang didampingi Wakil Kepala Staf TNI AD Letnan Jenderal Agus Subiyanto, meminta prajuritnya tidak diam saja atas kondisi saat ini. Namun, Dudung belum bisa dikonfirmasi terkait hal ini.
Effendi Minta Maaf
Setelah mendapat kecaman atas ucapannya menyebut TNI gerombolan dan ormas, Effendi menyampaikan permohonan maaf. Dia menyebut ucapannya itu tidak bermaksud untuk mendiskreditkan institusi tersebut. Ia mengaku mengirimkan permintaan maaf ke Andika dan Dudung. Namun hanya Dudung yang belum meresponsnya.
INGE KLARA | SUMBER DIOLAH TEMPO | ELVINA RISHA